Jumat, 11 Maret 2016

Overview Of Accounting Theory



OVERVIEW OF
ACCOUNTING THEORY
MAKALAH
(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah teori akuntansi pada program studi S1 akuntansi)

Dosen Pembimbing:
Erlynda Y. Kasim SE., M.Si., AK., CA.

Disusun Oleh:
Kristina Kindari Goda (C10120005)
Melpika Anggita (C10130038)


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) EKUITAS
BANDUNG
MARET
2016




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah dan Taufiknya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami gambaran umum teori akuntansi.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Kami  harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.



Bandung,     Maret  2016
     



     Penyusun
 

  





BAB I
PENDAHULUAN
  
1.1.        Latar belakang
Peran teori dalam sebuah penelitian diumpamakan sebagai “pemandu” seseorang dalam meneliti. Teori adalah sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematik dalam gejala sosial maupun natural yang dijadikan pencermatan. Teori merupakan abstarksi dari pengertian atau hubungan dari proposisi atau dalil.
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Penggunaan teori penting kiranya dalam menelaah suatu masalah atau fenomena yang terjadi sehingga fenomena tersebut dapat diterangkan secara eksplisit dan sistematis. Berikut beberapa pengertian teori menurut para ahli. Sekali teori telah dibangun dan diterima oleh kalangan ilmuwan dalam bidangnya, maka teori akan melaksanakan berbagai fungsinya.

1.2.       Rumusan Masalah
Dari latar belakang penelitian diatas, maka masalah yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut:
1.     Apa yang dimaksudkan dengan teori, akuntansi, dan teori akuntansi serta fungsi, elemen dan contoh teori ?
2.    Apa yang dimaksudkan dengan teori pragmatik ?
3.    Apa yang dimaksudkan dengan teori sintatik dan sematik ?

1.3.       Maksud dan tujuan penelitian
Maksud dari penulisan makalah  ini adalah menghimpun data dan informasi yang terkait dengan tujuan penulisan. Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai dari pmakalah ini adalah:
1.    Untuk menjelaskan pengertian teori, akuntansi, dan teori akuntansi serta fungsi, elemen, dan contoh teori.
2.    Untuk menjelaskan pengertian teori pragmatik.
3.     Untuk menjelaskan pengertian teori sintatik dan teori sematik.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.       Teori Akuntansi
2.1.1. Pengertian, fungsi, elemen dan contoh teori
2.1.1.1.   Pengertian teori
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Penggunaan teori penting kiranya dalam menelaah suatu masalah atau fenomena yang terjadi sehingga fenomena tersebut dapat diterangkan secara eksplisit dan sistematis. Berikut beberapa pengertian teori menurut para ahli:
1)      Teori menurut Masri Singarimbun dan Sofian effendi dalam buku Metode Penelitian Sosial mengatakan, teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi dan preposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.
2)      Teori merupakan seperangkat proposisi yang menggambarkan suatu gejala terjadi seperti ini. Untuk memudahkan penelitian diperlukan pedoman berfikir yaitu kerangka teori. Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih.  (Suyanto, 2005:34)

3)      Teori menurut F.M Kerlinger (dalam Rakhmat, 2004 : 6) merupakan himpunan konstruk (konsep), definisi, dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
4)      Menurut Kerlinger (1973) teori dinyatakan sebagai sebuah set dari proposisi yang mengandung suatu pandangan sistematis dari fenomena.
5)      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) teori adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi; penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi; asas dan hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan; pendapat, cara, dan aturan untuk melakukan sesuatu
Peran teori dalam sebuah penelitian diumpamakan sebagai “pemandu” seseorang dalam meneliti. Teori adalah sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematik dalam gejala sosial maupun natural yang dijadikan pencermatan. Teori merupakan abstarksi dari pengertian atau hubungan dari proposisi atau dalil.
Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam mencermati lebih jauh mengenai teori, yakni:
1.      Teori adalah sebuah set proposisi yang terdiri dari konstrak (construct) yang sudah didefinisikan secara luas dan dengan hubungan unsur-unsur dalam set tersebut secara jelas.
2.      Teori menjelaskan hubungan antar variable atau antar konstrak sehingga pandangan yang sistematik dari fenomena fenomena yang diterangkan oleh variable dengan jelas kelihatan.
3.      Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasi variable satu berhubungan dengan variable yang lain.

2.1.1.2.    Fungsi teori
Salah satu fungsi penting teori adalah memberikan penjelasan tentang gejala-gejala, baik bersifat alamiah maupun bersifat sosial. Pemenuhan fungsi itu tidak hanya dilakukan dengan mengemukakan, melukiskan gejala-gejala, melainkan disertai dengan keterangan tentang gejala tersebut baik dengan membandingkan, menghubungkan, memilah-milah, atau mengkombinasikannya. Hal ini menegaskan bahwa fungsi teori adalah menjelaskan keterkaitan antara kajian teoritis dengan hal-hal yang sifatnya empiris.
Karena itu pula, sekali teori telah dibangun dan diterima oleh kalangan ilmuwan dalam bidangnya, maka teori akan melaksanakan berbagai fungsinya. Fungsi teori dalam hal ini untuk mengantar sesorang kepada kepeduliannya untuk mengamati hubungan-hubungan yang terjadi, membantu dalam mengumpulkan dan menyusun data yang relevan, menjelaskan kebenaran operasional (mengarahkan kepada ramalan-ramalan yang dapat diuji dan diverifikasi), penggunaan istilah-istiah tertentu secara konsisten, dalam membangun metode-metode baru sesuai dengan situasi yang terjadi atau dalam mengevaluasi metode-metode yang telah dibangun sebelumnya, serta dalam membantu menjelaskan perilaku yang terjadi pada individu dan bagaimana cara-cara mengatasinya. Berikut beberapa fungsi teori:
1.      Teori sebagai orientasi; Berikan orientasi para ilmuwan bahwa teori mempersempit ruang lingkup yang akan dieksplorasi, seperti untuk menentukan fakta - fakta yang ditemukan.
2.      Teori sebagai konseptual dan klasifikasi; dapat memberikan petunjuk tentang kejelasan hubungan antara konsep - konsep dan fenomena atas dasar klasifikasi tertentu.
3.      Teori sebagai generalisasi; menyediakan ringkasan dari generalisasi empiris dan antar-hubungan berbagai proposisi.
4.      Teori sebagai fakta prediktor; termasuk prediksi tentang Faka dengan membuat ekstrapolasi dari dikenal ke yang tidak diketahui.
Stephen Little John dalam buku Theories On Human Communication (1995) menguraikan beberapa fungsi teori sebagai berikut:
1.    Teori mengorganisir/meringkaskan pengetahuan,sehingga kita tidak perlu memulai semua dari awal, kita bisa memulai penyelidikan dari pengetahuan-pengetahuan yang terlah teroganisir dari generalisasi para ilmuan sebelum kita.
2.    Teori memusatkan perhatian kita pada variable-variabel dan hubungan-hubungan dan bukannya yang lain. Ia seperti peta yang menunjukkan kita wilayah atau bidang observasi.
3.    Teori mengklarifikasi apa yang diobservasi. Klarifikasi itu tidak saja membantu pengamat memahami hubungan-hubungan tetapi juga memaknai peristiwa-peristiwa spesifik. Teori komunikasi, sejatinya, menyediakan panduan untuk memaknai, menjelaskan, dan memahami kerumitan hubungan manusiawi.
4.    Teori menawarkan bantuan observasi. Ini masih ada hubungan dengan fungsi focus, tetapi bukan hanya menekankan apa yang diselidiki tetapi juga bagaimana cara menyelidiki. Ini terutama pada teori-teori yang menyediakan defenisi operasional, dengan mana ahli teori memberikan kemungkinan indicator-indikator dari konsep-konsep spesifik. Dengan demikian, dengan mengikuti petunjuk itu, kita dipimpin menyelidiki rincian-rincian yang telah dielaborasi oleh teori.
5.    Teori berfungsi memprediksi. Fungsi prediksi inilah yang menurut Little John dan banyak lainnya, sebagai fungsi yang paling banyak dipedebatkan sebagai tema tujuan penyelidikan ilmiah. Banyak teori memberi jalan bagi para teoritisi membuat pridiksi hasil dan efek dalam data. Kemampuan prediksi teori ini, sangat penting pad wilayah-wilayah aplikasi serperti persuasi, psikoterapi, komunikasi organisasi, periklanan, public relation, komunikasi pemasaran, dan media massa. Ada beragam teori komunikasi yang menyediakan kita alat bantu untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan di bidang komunikasi.
6.    Teori berfungsi Heuristik. Ada aksioma umum bahwa teori yang baik menghasilkan penyelidikan-penyelidikan lanjutan. Spekulasi-spekulasi yang diajukan kepada teori komunikasi sering kali menyediakan panduan arah mana riset dilakukan, dan karenanya menjadi alatbantu penyelidikan. Fungsi heuristic alat bantu penyelidikan sangatlah vital bagi pengembangan ilmu dan dalam arti tertentu merupakan akibat dari berkembangnya fungsi-fungsi teori lainnya. Fungsi ini masih terus diperdebatkan juga. Intinya kritik bahwa fungsi ini seringkali justru diabaikan, dan justru berfokus pada fungsi justifikasi atau pengujian hypothesis.
7.    Teori berfungsi komunikatif. Setiap peneliti dan toritisi ingin dan membutuhkan publikasi hasil-hasil observasi dan spekulasi mereka untuk pihak-pihak yang berminat. Teori menyediakan kerangka kerja untuk proses komunikasi ini dengan menyediakan forum terbuka untuk perdebatan, diskusi dan kritisi. Melalui komunikasi beragam penjelasan-penjelasan mengenai topik studi kita, perbandingan dan pengembangan-pengembangan dimungkinkan.
8.    Teori berfungsi Kontrol. Fungsi ini terkait dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai penilaian efektifitas, dan kelayakan suatu sikap tertentu. Teori demikian sering dihubungkan dengan teori normatif, yang mencari ferforma norma-norma yang mapan. Tentu saja banyak teori, yang tidak berupaya memenuhi fungsi ini, tetapi banyak teoritisi yakin bahwa semua teori pada dasarnya berorientasi nilai dan kontrol, bahwkan ketika teoritisinya tidak bermaksud demikain.
9.    Teori berfungsi generative. Fungsi ini sangat relevan dengan tradisi interpretative dan kritis, serta paradigma alternatif dalam ilmu sosial. Singkatnya, berarti menggunakan teori untuk menantang cara hidup yang sudah ada, dan untuk memunculkan cara hidup baru – fungsi teori untuk meraih perubahan. Menurut Kenet Gergen, “ kemampuan untuk menantang asumsi-asumsi yang telah menjadi panduan dalam masyarakat, memunculkan pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan sosial terkini, memacu pertimbangan tentang apa yang “taken for granted”, dan karenanya untuk memunculkan alternative-alternative segar bagi tindakan sosial.”
Kegunaan lain tentang teori disampaiakan oleh Soerjono Soekanto (2010; 26) menurutnya ada lima kegunaan teori, seperti yang dijelaskan berikut ini:
1.      Suatu atau beberapa teori merupakan ikhtisar hal-hal yang telah diuji kebenarannya yang menyangkut objek yang dipelajari.
2.      Teori memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada seseorang yang memperdalam pengetahuannya.
3.      Teori berguna untuklebih mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang dipelajari.
4.      Suatu teori sangat berguna dalam mengembangkan sistem klasifikasi fakta, membina struktur konsep-konsep serta memperkembangkan definisi-definisi yang penting untuk penelitian.
5.      Pengetahuan teoritis memberikan kemungkinan-kemungkinanvuntuk mengadakan proyeksi sosial, yaitu usaha untuk dapat mengetahui kea rah mana masyarakat akan berkembang atas dasar fakta yang diketahui pada masa yang lampau dan pada dewasa ini.

2.1.1.3.    Elemen Teori
Secara teori, ada beberapa elemen yang mengikuti. Elemen ini berfungsi untuk menyatukan variabel yang terkandung dalam teori. Elemen pertama adalah konsep. Konsep adalah ide yang dinyatakan oleh simbol-simbol atau kata-kata. Konsep ini dibagi menjadi dua, yaitu, simbol dan definisi.
Dalam ilmu alam konsep dapat dinyatakan dengan simbol seperti, "∞" = infinity, "m" = Massa, dan lain-lain. Namun, sebagian besar dari ilmu-ilmu sosial dalam konsep ini dinyatakan dengan kata-kata tidak melalui simbol-simbol.
Menurut kata-kata Neuman juga simbolis karena bahasa itu sendiri merupakan simbol. Karena mempelajari konsep dan teori pembelajaran bahasa. Konsep itu selalu ada di mana pun dan selalu menggunakan. Misalnya kita berbicara tentang pendidikan. Pendidikan adalah sebuah konsep, itu adalah ide abstrak yang hanya dalam pikiran kita saja.
Elemen kedua adalah ruang lingkup. Dalam teori seperti dijelaskan di atas memiliki konsep. Konsep ini bersifat abstrak dan ada beberapa beton. Teori dengan konsep-konsep abstrak yang dapat diterapkan pada fenomena sosial yang lebih luas, dibandingkan dengan teori yang memiliki konsep yang konkret.
Unsur ketiga adalah hubungan. Teorinya adalah konsep hubungan atau teori lebih detail tentang bagaimana konsep berhubungan. Hubungan ini sebagai pernyataan kausalitas (sebab akibat pernyataan) atau proposisi. Proposisi teoritis adalah pernyataan yang menentukan hubungan antara dua atau lebih variabel, memberitahu kita bagaimana variasi dalam dipertangggung Catatan konsep oleh variasi dalam konsep lain.
Ketika para peneliti melakukan tes empiris atau mengevaluasi hubungan, maka ini disebut hipotesis. Sebuah teori sosial juga terdiri dari mekanisme kausal, atau alasan untuk hubungan, sementara mekanisme kausal adalah pernyataan tentang bagaimana sesuatu bekerja.


2.1.1.4.    Contoh teori
Berikut beberapa contoh dari teori:
1.      Aleniasi manusia adalah teori yang diungkapkan oleh Karl Marx, tetapi Marxis Komunisme adalah ideologi keseluruhan.
2.      Sebagai contoh, sebuah teori yang diungkapkan oleh Lord Acton bahwa "kekuasaan cenderung dikorupsikan". Dalam hal ini kekuatan dan cakupan korupsi secara abstrak. Kemudian kekuasaan ini dalam lingkup kasus konkret dari presiden, raja, jabatan kepala lingkungan, dll Dan korupsi di bidang beton seperti uang korupsi. Dikutip dari: https://id.wikipedia.org/

2.1.2. Pengertian, fungsi, konsep dasar dan ruang lingkup akuntansi
2.1.2.1.     Pengertian akuntansi
Secara umum akuntansi adalah suatu proses untuk mengidentifikasi, mengukur dan mencatat semua hal tentang transaksi. Berikut beberapa definisi tentang akuntansi yang dikemukakan oleh beberapa ahli dan referensi buku.
1)      Definisi pertama mengenai akuntansi adalah definisi yang dikemukakan oleh ABP Statement No. 4 dalam Smith Skousen (1995 : 3), akuntansi adalah suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat dalam pengambilan keputusan ekonomis dalam menetapkan pilihan-pilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif.
2)      Menurut American  Insitute of Certified Public Accounting (AICPA) mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
3)      Sedangkan pengertian akuntansi menurut Rudianto mendefenisikan bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu badan usaha.
4)      Dan pengertian menurut Charles T. Horngren, dan Walter T.Harrison (Horngren Harrison,2007:4) menyatakan bahwa: Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.
5)      Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI (No. 476 KMK. 01 1991, Akuntansi adalah suatu proses pengumpulan, pencatatan, penganalisaan, peringkasan, pengklasifikasian dan pelaporan transaksi keuangan dari suatu kesatuan ekonomi untuk menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai laporan untuk pengambilan keputusan.
6)      Pengertian akuntansi menurut Warren dkk (2005:10) menjelaskan bahwa: “secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”. Artinya :  akuntansi adalah sebuah informasi untuk mereka pihak-pihak yang bersangkutan atas suatu transaksi tersebut agar dapat melihat kondisi suatu perusahaan.
Dari uraian sejumlah pengertian akuntansi menurut para ahli di atas, Dari beberapa pengertian akuntansi diatas maka terdapat tiga aktivitas utama dalam akuntansi yaitu:
a.       Aktivitas mengidentifikasi yaitu melakukan proses mengenali segala transaksi yang ada dalam perusahaan.
b.      Aktivitas mencatat yaitu segala aktivitas yang dilakukan untuk mencatat seluruh transaksi yang pernah terkenali secara sistematis dan kronologis.
c.       Aktivitas komunikasi yaitu tindakan untuk menyampaikan informasi akuntansi kedalam bentuk laporan keuangan kepada para pengguna laporan keuangan atau pihak yang memiliki kepentingan baik pihak yang ada dalam perusahaan maupun pihak yang ada diluar perusahaan.
Sekalipun ada banyak pengertian ataupun definisi akuntansi dari berbagai ahli, yang diantaranya sebagaimana dijabarkan diatas. Namun dalam lidah pelaku usaha dan bisnis akuntansi lebih popular disebut sebagai "bahasa bisnis", atau lebih tepat disebut bahasa pengambilan keputusan. Dikatakan demikian karena semakin kita menguasai bahasa ini akan semakin baik pula kita menangani berbagai aspek keuangan dalam kehidupan, utamanya dalam usaha dan bisnis yang dilakoni.
Apapun peranan kita dalam masyarakat, pasti kita pernah mengambil keputusan yang berhubungan dengan aspek keuangan, baik sebagai manajer, investor, politisi, kepala rumah tangga, atau mahasiswa. Karenanya dapat dipastikan kita akan merasakan manfaat dari memahami akuntansi.
2.1.2.2.     Fungsi akuntansi
Fungsi akuntansi yang paling utama adalah sebagai media informasi keuangan suatu organisasi karena dari laporan akuntansi kita dapat melihat seperti apa kualitas yang ada dalam suatu organisasi dan seperti apa perubahan yang terjadi dalam organisasi. Akuntansi memberikan informasi data kuantitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai tata keuangan sangat dibutuhkan oleh pihak yang akan membuat keputusan dalam aktivitas selanjutnya baik orang yang ada di dalam organisasi maupun yang ada di luar organisasi.
Akuntansi dapat dijadikan sebagai alat yang membahasakan seperti apa yang terjadi dalam organisasi atau perusahaan tersebut. Dalam akuntansi ada dua macam informasi yang diberikan yaitu tentang nilai perusahaan dan informasi tentang untung-rugi perusahaan. Kedua informasi tersebut bermanfaat untuk:
1.    Mengetahui seberapa besar modal yang dimiliki suatu perusahaan
2.    Mengetahui seperti apa perkembangan maju mundurnya perusahaan.
3.    Sebagai landasan untuk menghitung pajak.
4.    Menjelaskan kondisi perusahaan saat membutuhkan kredit dari bank atau pihak lain.
5.    Sebagai dasar untuk memutuskan kebijakan yang akan dilaksanakan.
6.    Untuk menarik para investor saham jika perusahan telah menjadi perseroan terbatas.

2.1.2.3.     Konsep dasar akuntansi
Sebagai sistem, akuntansi memiliki beberapa konsep dasar yang menopang keberadaanya yaitu sebagai berikut:
1.    Kesatuan Usaha
Akuntansi sebagai kesatuan usaha dimana konsep ini berasumsi bahwa aktiva suatu perusaahan itu terpisah dari aktiva pribadi orang yang akan menyediakan aktiva (modal) yang dimanfaatkan dalam perusahaan tersebut. Dalam akuntansi, pengertian konsep kesatuan usaha, hutang, dan biaya pribadi pemilik akan keluar dari pembukuan perusahaan walaupun aktiva, hutang dan pendapatan yang dimiliki perusahaan tersebut merupakan milik sendiri atau segala biaya pribadi dan utang mesti dihitung secara terpisah dari perusahaan.
2.    Perusahaan berjalan.
Dalam konsep ini dianggap bahwa perusahaan yang didirikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan semisal perusahaan yang berjenis PT yang masa berdirinya ialah 75 tahun, yaitu adanya asumsi bahwa selama satu kesatuan masih bisa saling menguntungkan maka dia bisa berjalan terus sampai pada waktu yang tidak terbatas.
3.    Peridoe akuntansi
Mempertimbangkan banyaknya keputusan mengenai jalannya operasi pada perusahaan dan pihak lain yang memiliki kepentingan selama berlangsungnya operasi perusahaan maka jangka waktu dalam pembuatan laporan ialah satu tahun.
4.    Satuan Uang
Segala transaksi yang ada di perusahaan mesti dicatat dalam satuan uang yaitu suatu perubahan aktiva yang diukur dengan satuan tertentu.

5.    Harta perolehan
Seluruh aktiva yang pada umumnya dibukukan sebesar harga pendapatannya.
6.    Aspek Ganda
Segala pencatatan transaksi akan mempengaruhi sedikitnya dua akun perkiraan dalam pembukuan.
7.    Konsep Akrual
Konsep akrual berkaitan dengan perhitungan untung dan rugi perusahaan yang memberikan penekanan pada suatu kejadian di periode tertentu baik hasil maupun biaya.

2.1.2.4.     Ruang lingkup akuntansi
Untuk menggambarkan ruang lingkup akuntansi secara ringkas adalah sebagai berikut :
1.    Akuntansi Keuangan: berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan keuangan berkala dari hasil pencatatan.
2.    Akuntansi Biaya : akuntansi yang menekankan pada penentuan dan pengendalian biaya selama proses produksi dan harga pokok dari barang yang selesai diproduksi.
3.    Akuntansi Manajemen: menggunakan biaya histori taksiran guna membantu manajemen didalam menjalankan kegiatan dan perencanaan.
4.    Akuntansi Perpajakan: menekankan pada penyusunan laporan keuangan berdasarkan peraturan perpajakan dan perencanaan transaksi dengan mempertimbangkan efek pembayaran pajak (perencanaan perpajakan atau tax planning).
5.    Sistem Akuntansi: menyangkut masalah perancangan prosedur, metode, dan teknik untuk mencatat dan mengolah transaksi perusahaan.
6.    Akuntansi pemerintahan: menekankan pada pencatatan dan pelaporan transaksi dari lembaga pemerintah dengan peraturan yang mengikat lembaga-lembaga tersebut.

2.1.3. Pengertian dan klasifikasi perumusan teori akuntansi
2.1.3.1.     Pengertian teori akuntansi
Hendriksen dan Van Breda (1992) mendefinisikan teori akuntansi sebagai berikut:”....penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip-prinsip yang luas (a set of broad priciples) yang memberikan rerangka referensi umum untuk mengevaluasi praktek akuntansi dan memberikan pedoman dalam mengembangkan praktek dan prosedur akuntansi yang baru”. Definisi tersebut dapat dilihat bahwa “teori akuntansi” tidak lepas dari praktek akuntansi karena tujuan utamanya adalah menjelaskan praktek akuntansi berjalan dan memberikan dasar bagi pengembangan praktek tersebut.
Macfoedz (1996) mendefinisikan teori akuntansi sebagai konsep, standar, mode, hipotesis dan metoda yang saling terkait yang diekstraksi dari disiplin filosofi akademi dan keilmuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena bisnis.
Asumsi dasar merupakan basis dalam proses keseluruhan teori akuntansi. Asumsi dasar akan digunakan untuk menyusun konsep akuntansi. Konsep akuntansi yang baik akan menghasilkan standar yang baik. Dari standar selanjutnya diturunkan menjadi metode, kemudian praktik akuntansi yang harus mengacu kepada standar yang dibuat.
Prekripsi akuntansi dikembangkan untuk memecahkan masalah-masalah khusus, teori yang mendasarinya juga dikembangkan berdasarkan model-model yang khusus. Secara umum, fungsi utama dari teori akuntansi adalah untuk memberikan rerangka pengembangan ide-ide baru dan membantu proses pemilihan akuntansi (Mathews and Perera, 1993). Lebih lanjut mereka mengatakan bahwa teori memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.    memiliki body of knowledge;
b.    konsisten secara internal;
c.    menjelaskan dan/atau memprediksi fenomena;
d.    menyajikan hal-hal yang ideal;
e.    referen yang ideal untuk mengarahkan praktek;
f.      membahas masalah dan memberikan solusi.
Meskipun berbagai pendapat teori akuntansi telah banyak dikembangkan, namun tidak satupun dari teori tersebut yang mampu menjelaskan secara tuntas dan menyeluruh tentang apa yang dinamakan “teori” akuntansi. Belkaoui (1993) juga mengakui pendapat tersebut. Dia mengatakan “harus diakui bahwa sampai saat ini tidak ada teori akuntansi yang bersifat komprehensif” (p 56).
Teori yang sekarang muncul dari pemakaian pendekatan yang berbeda, bukannya dihasilkan dari satu teori tunggal yang komprehensif. Komite dari American Accounting Association (AAA, 1997 : 1-2) juga menyatakan hal yang sama yaitu tidak teori akuntansi tunggal yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan pemakai, yang ada dalam literatur akuntansi keuangan bukanlah teori akuntansi, tetapi koleksi teori yang digambaran sesuai dengan perbedaan pemakainnya.
Peranan teori dalam akuntansi sangat berbeda dengan peranan teori yang digunakan dalam ilmu pasti (natural science), dimana dalam ilmu pasti teori dikembangkan dari hasil observasi empiris. Akuntansi cenderung dikembangkan atas dasar pertimbangan nilai (value judgment), yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat akuntansi dipraktekkan. Teori tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk kebijakan sebagai landasan dalam praktek akuntansi.
Perlunya teori dan praktek dapat dilihat dari praktek berikut. Berlawanan dengan bidang bahasa, meteorologi atau kimia, akuntan dapat mengubah praktek relatif lebih mudah. Oleh karena itu, masalah yang dihadapi akuntan adalah mengetahui bagaimana praktek akuntansi seharusnya dikembangkan di masa mendatang. Sanksi yang berkaitan dengan implementasi kebijakan akuntansi menjadi sangat penting dalam memahami bidang akuntansi, karena praktek memungkinkan untuk diubah agar sesuai (cocok) dengan teori.
Hal inilah yang tidak terpikirkan oleh ilmuwan dari bidang lain sebaik apapun teori yang dihasilkan, jika teori tersebut tidak sesuai dengan fenomena empiris, maka teori tersebut akan diganti oleh teori lain yang lebih cocok dengan fenomena tersebut (Ijiri, 1971).Teori akuntansi dapat dikatakan sebagai suatu konsep modern jika dibandingkan dengan teori-teori lain seperti matematika atau fisik. Asasannya, bahwa akuntansi dikembangkan dari model yang spesifik bukannya dikembangkan secara sistematik dari teori yang terstruktur (Chambers, 1994).
Teori akuntansi yang dihasilkan pada periode Pacioli sampai awal abad sembilan belas. Berbagai usulan tentang teori muncul, tetapi tidak satupun yang menempatkan akuntansi pada cara-cara yang sistematis (Goldberg, 1949). Meskipun akuntansi tidak dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan murni, akuntansi mungkin dapat dikatakan sebagai ilmu sosial (social science).
Seperti halnya ilmu sosial lainnya, konsep akuntansi tidak didasarkan pada kebenaran yang sifatnya universal. Konsep akuntansi mengakar pada sistem nilai masyarakat dimana akuntansi dipraktekkan (Glautier and Underdown, 1994). Jadi jelas bahwa teori yang selama ini dikembangkan memiliki sudut pandang yang berbeda dan kadang bertolak belakang. Hal ini dapat dilihat dari perjalanan sejarah perkembangan teori akuntansi.

2.1.3.2.     Klasifikasi perumusan teori akuntansi
Atas dasar metode penalaran yang digunakan, teori akuntansi dapat dirumuskan dari berbagai pendekatan yang berbeda yaitu: a) deduktif; b) induktif; etikal; c) sosiologi; d) ekonomi; dan elektik (Belkaoui, 1993). Pada pembahsan ini lebih ditekankan pada pendekatan dedukif dan induktif dengan alasan bahwa pendekatan ini sering digunakan dibanding dengan empat pendekatan yang lain.
1.      Pendekatan Deduktif
Validitas teori yang dikembangkan melalui pendekatan ini, sangat tergantung pada kemampuan peneliti untuk mengidentifikasi dan menghubungkan dengan tepat berbagai komponen proses akuntansi dalam urutan yang logis. Kesalahan dalam menentukan tujuan dan kemampuan prosedur untuk mencapai tujuan tersebut, akan menghasilkan konklusi yang salah.
Perumusan teori akuntansi yang didasarkan pada pendekatan deduktif, dimulai dari proposisi akuntansi dasar sampai dihasilkan prinsip akuntansi yang rasional sebagai pedoman dan dasar untuk mengembangkan teknik-teknik akuntansi.
Secara umum, langkah yang digunakan dalam merumuskan teori akuntansi adalah sebagai berikut: (a) menentukan tujuan pelaporan keuangan; (b) memilih postulate akuntansi yang sesuai dengan kondisi ekonomi, politik dan sosiologi, (c) menentukan prinsip akuntansi; serta (e) mengembangkan teknik akuntansi (Belkaoui, 1993).
Penentuan tujuan pelaporan keuangan merupakan hal yang paling penting karena tujuan yang berbeda mungkin memerlukan struktur yang berbeda dan akan menghasilkan prinsip yang berbeda pula. Apabila tujuan telah ditetapkan, beberapa definisi dan asumsi dapat dibuat. Peneliti kemudian mengembangkan logika yang terstrukur untuk mencapai tujuan tersebut, berdasarkan definisi dan asumsi yang dibuat.
Keuntungan pendekatan deduktif adalah kemampuan untuk merumuskan struktur teori yang konsisten, terkoordinasi, lengkap dan setiap tahapan berjalan secara logis. Dengan cara demikian, konsistensi internal (internal consistency) antar preposisi dapat tercapai. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa setiap prinsip dapat diuji logika kebenarannya dan dapat digunakan untuk menentukan apakah digunakan sebagai standar dalam mengevaluasi berbagai praktek akuntansi (Salmonson, 1969).
Kelemahan pendekatan deduktif didasarkan pada postulat dan tujuan tertentu yang kemungkinan salah. Apabila hal ini terjadi, otomatis prinsip yang dihasilkan juga sala. Di samping itu, pendekatan deduktif juga terbukti sering menghasilkan prinsip yang terlalu teoritis sehingga tidak dapat diterapkan dalam praktek. Implikasinya, pendekatan ini kurang teruji dalam praktek.
2.      Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif didasarkan pada konklusi yang digeneralisasikan berdasarkan hasil observasi dan pengukuran yang terinci. Littleton (1953) bahwa prinsip akuntansi dapat dihasilkan secara induktif dengan melakukan pengujian empiris terhadap kegiatan akuntansi. Hal ini didukung (Moonitz) mengatakan bahwa observasi terhadap data akuntansi kelihatan lebih tepat dengan pendekatan induktif. Pendapat ini juga didukung oleh Schrder (1962 : 645) yang menyatakan bahwa perumusan teori akuntansi dapat dilakukan secara induktif dengan cara mengobservasi data keuangan yang dihasilkan dari transaksi bisnis.
Kesimpulannya, proses induktif melibatkan kegiatan observasi mengenai data keuangan yang berkaitan dengan berbagai unit usaha. Dari hasil observasi tersebut, kemudian dilakukan generalisasi dan dirumuskan prinsip-prinsip akuntansi sesuai hubungan yang ada. Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: (a) mencatat semua observasi; (b) menganalisis dan mengklasifikasikan hasil observasi, sehingga dapat dirumuskan berbagai kesamaan dan ketidaksamaan; (c) hasil observasi kemudian digeneralisasi; serta (d) pengujian terhadap generalisasi (Belkaoui, 1993).
Keuntungan uama pendekatan induktif adalah bahwa pendekatan ini didasarkan pada kebebasan dimana perumusan teori akuntansi tidak dibatasi oleh struktur atau model yang telah diyakini/disiapkan sebelumnya. Jadi pihak yang mengobservasi memiliki kebebasan untuk mengamati variabel tertentu selama hal tersebut relevan dengan tujuanyang akan dicapai.
Kelemahannya yaitu: (1) observer dipengaruhi oleh ide-ide yang tidak disadari tentang jenis hubungan yang diamati (unsur bias); dan (2) generalisasi data yang digunakan dalam observasi cenderung berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Konsekuensinya, kesimpulan yang dibuat dari hasil generalisasi kemungkinan besar salah hanya karena data yang pening justru tidak diobservasi.

2.2.       Teori Pragmatik
Teori ini berusaha menjelaskan pengaruh informasi akuntansi terhadap perilaku pengambilan keputusan. Jadi teori pragmatik dimaksudkan untuk mengukur dan mengevaluasi pengaruh ekonomi, psikologi, dan sosiologi pemakai terhadap alternatif prosedur akuntansi dam media pelapornya.
1)      Pendekatan Pragmatik-Deskriptif
Metoda ini paling universal dan tua, kemungkinan adalah pemakaian pragmatik deskriptif. Atas dasar metoda ini, perilaku akuntansi diamati terus menerus dengan tujuan untuk meniru prosedur dan prinsip-prinsip akuntansi. Proses seperti ini merupakan pendekatan induktif yang digunakan untuk mengembangkan teori akuntansi.
Ada beberapa kritik yang ditujukan pada pendekatan tersebut yaitu (1) tidak ada penilaian yang logis terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan akuntan. Tidak alasan untuk membenarkan bahwa akuntan mencatat rekening tertentu dengan cara yang seharusnya dilakukan, dan tidak ada pertimbangan analitis terhadap kualitas tindakan atau rekening yang dibuatnya; (2) metode tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan perubahan, karena pendekatannya tidak berujung pangkal. Argumennya, teknik-teknik akuntansi tidak pernah dipermasalahkan atau diragukan karena teknik-teknik tersebut terus-menerus digunakan oleh para pendukung pragmatik; serta (3) perhatian cenderung dipusatkan pada perilaku-perilaku akuntan, bukan pada pengukuran atribut-atribut perusahaan seperti aset, utang, pendapatan dan lain-lain.
Atas dasar kenyataan tersebut Sterling (1970) berkesimpulan bahwa pendekatan pragmatik tidak sesuai untuk penyusunan teori akuntansi. Kesimpulan tersebut dikaitkan dengan teori normatif tentang bagaimana akuntansi seharusnya dikerjakan, bukannya teori positif yang menjelaskan atau memprediksi di dunia nyata.
2)      Pendekatan Pragmatik-Psikologis
Pendekatan pragmatis yang kedua adalah mengamati reaksi pemakai laporan keuangan. Akuntan memanipulasi transaksi akuntansi menurut aturan-aturan sintaktik yang berbeda dengan yang digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan (contoh: adanya sistem akuntansi inflasi yang berbeda). Laporan tersebut kemudian disimpulkan oleh pemakai.
Dilihat dari aspek bahasa, rerangka teoritis akuntansi dapat saja terpusat pada salah satu unsur teori tersebut: sintaktik (struktur), semantik (interpretasi) dan pragmatik (perilaku). Namun demikian, Hendriksen dan Van Breda (1992) berpendapat bahwa rerangka teori akuntansi yang lengkap seharusnya memiliki tiga komponen teori di atas.

2.3.       Teori Sintatik dan Sematik
2.3.1   Teori Sintaktik
Teori sintaktik berusaha untuk menjelaskan praktik akuntansi dan memprediksi bagaimana akuntan akan bereaksi pada situasi tertentu atau bagaimana mereka melaporkan peristiwa tertentu. Dengan demikian teori ini berkaitan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan keuangan.
Interpretasi teori akuntansi atas dasar sintaksis dapat digambarkan sebagai berikut: input semantik dalam sistem tersebut adalah transaksi dan pertukaran yang dicatat dalam jurnal dan buku besar perusahaan. Tranaksi tersebut kemudian dimanipulasi (dibagi dan dijumlah) atas dasar alasan dan asumsi-asumsi akuntansi kos historis. Contohnya akuntan menganggap bahwa inflasi tidak perlu dicatat dan nilai pasar (nilai wajar) aset dan utang dihiraukan. Akuntan kemudian menggunakan konsep pembukuan berpasangan (double entry) dan prinsip-prinsip akuntansi kos historis untuk menghitung laba dan rugi serta neraca saldo. Dalil atau prinsip individu diverifikasi setiap saat laporan keuangan diaudit, dengan cara mengecek kebenaran perhitungan dan manipulasi. Dengan cara ini, akuntansi kos historis telah dipraktekkan sejak dahulu sampai sekarang.



2.3.2   Teori Sematik
Teori semantik berkaitan dengan penjelasan mengenai fenomena (obyek atau peristiwa) dan istilah atau simbol yang mewakilinya. Jadi teori ini memberikan penjelasan mengenai definisi operasional dari praktek akuntansi. Struktur akuntansi, meskipun dapat dirumuskan secara logis, tidak akan berarti sama sekali apabila simbol atau istilah yang menggambarkan peristiwa atau pengukuran tidak berkaitan secara empiris dengan fenomena dunia nyata. Oleh karena itulah, teori yang berkaitan dengan interpretasi (semantik) diperlukan untuk memberikan arti bagi proposisi akuntansi. Dengan cara demikian, konsep interpretasi yang dibuat akuntan diartikan sama oleh pemakai informasi akuntansi.


BAB III
Penutup

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)      Definisi teori akuntansi merupakan perdebatan panjang antara akademisi dan praktisi. Para ahli mendefinisikan akuntansi baik sebagai seni, komunikasi, aktivitas jasa maupun sebagai teknologi.
2)      Peranan teori dalam akuntansi sangat berbeda dengan peranan teori yang digunakan dalam ilmu pasti (natural science), dimana dalam ilmu pasti teori dikembangkan dari hasil observasi empiris. Akuntansi cenderung dikembangkan atas dasar pertimbangan nilai (value judgment), yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat akuntansi dipraktekkan. Teori tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk kebijakan sebagai landasan dalam praktek akuntansi.
3)      Teori akuntansi diklasifikasikan berdasarkan metoda penalaran yang digunakan, sistem bahasa yang digunakan dan tujuan perumusan.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmed Riahi – Belkaoui. 2001. Teori Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat
Harahap, Sofyan Safri. 2007. Teori Akuntansi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Suwarjono. 2006. Teori Akuntansi. Yogyakarta : BPFE UGM
Watts and Zimmerman. 1982. Positive Accounting. Alabama University

1 komentar:

  1. The Rise and Fall of Casino Tycoon | DrmCD
    The 김포 출장안마 Rise and Fall of 서산 출장마사지 Casino Tycoon We are 당진 출장안마 a small group of professionals who work in 서산 출장마사지 the casino and casino industry. 시흥 출장마사지 As an independent team, we

    BalasHapus