ACCOUNTING THEORY
MAKALAH
(Disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah teori akuntansi pada program studi
S1 akuntansi)
Dosen
Pembimbing:
Erlynda
Y. Kasim SE., M.Si., AK., CA.
Disusun
Oleh:
Kristina
Kindari Goda (C10120005)
Melpika
Anggita (C10130038)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) EKUITAS
BANDUNG
MARET
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah dan Taufiknya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam memahami gambaran umum teori akuntansi.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Bandung, Maret 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Peran teori dalam
sebuah penelitian diumpamakan sebagai “pemandu” seseorang dalam meneliti. Teori
adalah sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematik dalam gejala sosial
maupun natural yang dijadikan pencermatan. Teori merupakan abstarksi dari
pengertian atau hubungan dari proposisi atau dalil.
Teori adalah
serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan
yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan
menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel,
dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Penggunaan teori
penting kiranya dalam menelaah suatu masalah atau fenomena yang terjadi
sehingga fenomena tersebut dapat diterangkan secara eksplisit dan sistematis.
Berikut beberapa pengertian teori menurut para ahli. Sekali teori telah
dibangun dan diterima oleh kalangan ilmuwan dalam bidangnya, maka teori akan
melaksanakan berbagai fungsinya.
1.2.
Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang penelitian diatas, maka masalah yang dapat diidentifikasikan
adalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksudkan dengan teori, akuntansi,
dan teori akuntansi serta fungsi, elemen dan contoh teori ?
2.
Apa yang dimaksudkan dengan teori
pragmatik ?
3.
Apa yang dimaksudkan dengan teori sintatik
dan sematik ?
1.3.
Maksud
dan tujuan penelitian
Maksud
dari penulisan makalah ini adalah
menghimpun data dan informasi yang terkait dengan tujuan penulisan. Adapun
tujuan penulisan yang ingin dicapai dari pmakalah ini adalah:
1. Untuk
menjelaskan pengertian teori, akuntansi, dan teori akuntansi serta fungsi,
elemen, dan contoh teori.
2. Untuk
menjelaskan pengertian teori pragmatik.
3. Untuk menjelaskan pengertian teori sintatik
dan teori sematik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Teori
Akuntansi
2.1.1. Pengertian, fungsi, elemen dan
contoh teori
2.1.1.1.
Pengertian
teori
Teori
adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena
dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar
variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Penggunaan
teori penting kiranya dalam menelaah suatu masalah atau fenomena yang terjadi
sehingga fenomena tersebut dapat diterangkan secara eksplisit dan sistematis.
Berikut beberapa pengertian teori menurut para ahli:
1)
Teori menurut Masri Singarimbun dan
Sofian effendi dalam buku Metode Penelitian Sosial mengatakan, teori adalah
serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi dan preposisi untuk menerangkan
suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar
konsep.
2)
Teori merupakan seperangkat proposisi
yang menggambarkan suatu gejala terjadi seperti ini. Untuk memudahkan
penelitian diperlukan pedoman berfikir yaitu kerangka teori. Sebelum melakukan
penelitian yang lebih lanjut seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka
teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti
menyoroti masalah yang dipilih.
(Suyanto, 2005:34)
3)
Teori menurut F.M Kerlinger (dalam
Rakhmat, 2004 : 6) merupakan himpunan konstruk (konsep), definisi, dan
preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan
menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala
tersebut.
4)
Menurut Kerlinger (1973) teori
dinyatakan sebagai sebuah set dari proposisi yang mengandung suatu pandangan
sistematis dari fenomena.
5)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) teori adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan,
didukung oleh data dan argumentasi; penyelidikan eksperimental yang mampu
menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi; asas
dan hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan; pendapat,
cara, dan aturan untuk melakukan sesuatu
Peran
teori dalam sebuah penelitian diumpamakan sebagai “pemandu” seseorang dalam
meneliti. Teori adalah sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematik dalam
gejala sosial maupun natural yang dijadikan pencermatan. Teori merupakan
abstarksi dari pengertian atau hubungan dari proposisi atau dalil.
Terdapat
tiga hal yang perlu diperhatikan dalam mencermati lebih jauh mengenai teori,
yakni:
1. Teori
adalah sebuah set proposisi yang terdiri dari konstrak (construct) yang sudah
didefinisikan secara luas dan dengan hubungan unsur-unsur dalam set tersebut
secara jelas.
2. Teori
menjelaskan hubungan antar variable atau antar konstrak sehingga pandangan yang
sistematik dari fenomena fenomena yang diterangkan oleh variable dengan jelas
kelihatan.
3. Teori
menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasi variable satu berhubungan
dengan variable yang lain.
2.1.1.2.
Fungsi teori
Salah
satu fungsi penting teori adalah memberikan penjelasan tentang gejala-gejala,
baik bersifat alamiah maupun bersifat sosial. Pemenuhan fungsi itu tidak hanya
dilakukan dengan mengemukakan, melukiskan gejala-gejala, melainkan disertai
dengan keterangan tentang gejala tersebut baik dengan membandingkan,
menghubungkan, memilah-milah, atau mengkombinasikannya. Hal ini menegaskan
bahwa fungsi teori adalah menjelaskan keterkaitan antara kajian teoritis dengan
hal-hal yang sifatnya empiris.
Karena
itu pula, sekali teori telah dibangun dan diterima oleh kalangan ilmuwan dalam
bidangnya, maka teori akan melaksanakan berbagai fungsinya. Fungsi teori dalam
hal ini untuk mengantar sesorang kepada kepeduliannya untuk mengamati
hubungan-hubungan yang terjadi, membantu dalam mengumpulkan dan menyusun data
yang relevan, menjelaskan kebenaran operasional (mengarahkan kepada
ramalan-ramalan yang dapat diuji dan diverifikasi), penggunaan istilah-istiah
tertentu secara konsisten, dalam membangun metode-metode baru sesuai dengan
situasi yang terjadi atau dalam mengevaluasi metode-metode yang telah dibangun
sebelumnya, serta dalam membantu menjelaskan perilaku yang terjadi pada
individu dan bagaimana cara-cara mengatasinya. Berikut beberapa fungsi teori:
1.
Teori sebagai orientasi; Berikan orientasi
para ilmuwan bahwa teori mempersempit ruang lingkup yang akan dieksplorasi,
seperti untuk menentukan fakta - fakta yang ditemukan.
2.
Teori sebagai konseptual dan klasifikasi;
dapat memberikan petunjuk tentang kejelasan hubungan antara konsep - konsep dan
fenomena atas dasar klasifikasi tertentu.
3.
Teori sebagai generalisasi; menyediakan
ringkasan dari generalisasi empiris dan antar-hubungan berbagai proposisi.
4.
Teori sebagai fakta prediktor; termasuk
prediksi tentang Faka dengan membuat ekstrapolasi dari dikenal ke yang tidak
diketahui.
Stephen Little John
dalam buku Theories On Human Communication (1995) menguraikan beberapa fungsi
teori sebagai berikut:
1. Teori
mengorganisir/meringkaskan pengetahuan,sehingga kita tidak perlu memulai semua
dari awal, kita bisa memulai penyelidikan dari pengetahuan-pengetahuan yang
terlah teroganisir dari generalisasi para ilmuan sebelum kita.
2. Teori
memusatkan perhatian kita pada variable-variabel dan hubungan-hubungan dan
bukannya yang lain. Ia seperti peta yang menunjukkan kita wilayah atau bidang
observasi.
3. Teori
mengklarifikasi apa yang diobservasi. Klarifikasi itu tidak saja membantu
pengamat memahami hubungan-hubungan tetapi juga memaknai peristiwa-peristiwa
spesifik. Teori komunikasi, sejatinya, menyediakan panduan untuk memaknai,
menjelaskan, dan memahami kerumitan hubungan manusiawi.
4. Teori
menawarkan bantuan observasi. Ini masih ada hubungan dengan fungsi focus,
tetapi bukan hanya menekankan apa yang diselidiki tetapi juga bagaimana cara
menyelidiki. Ini terutama pada teori-teori yang menyediakan defenisi
operasional, dengan mana ahli teori memberikan kemungkinan indicator-indikator
dari konsep-konsep spesifik. Dengan demikian, dengan mengikuti petunjuk itu,
kita dipimpin menyelidiki rincian-rincian yang telah dielaborasi oleh teori.
5. Teori
berfungsi memprediksi. Fungsi prediksi inilah yang menurut Little John dan
banyak lainnya, sebagai fungsi yang paling banyak dipedebatkan sebagai tema
tujuan penyelidikan ilmiah. Banyak teori memberi jalan bagi para teoritisi
membuat pridiksi hasil dan efek dalam data. Kemampuan prediksi teori ini,
sangat penting pad wilayah-wilayah aplikasi serperti persuasi, psikoterapi,
komunikasi organisasi, periklanan, public relation, komunikasi pemasaran, dan
media massa. Ada beragam teori komunikasi yang menyediakan kita alat bantu
untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan di bidang komunikasi.
6. Teori
berfungsi Heuristik. Ada aksioma umum bahwa teori yang baik menghasilkan
penyelidikan-penyelidikan lanjutan. Spekulasi-spekulasi yang diajukan kepada
teori komunikasi sering kali menyediakan panduan arah mana riset dilakukan, dan
karenanya menjadi alatbantu penyelidikan. Fungsi heuristic alat bantu
penyelidikan sangatlah vital bagi pengembangan ilmu dan dalam arti tertentu merupakan
akibat dari berkembangnya fungsi-fungsi teori lainnya. Fungsi ini masih terus
diperdebatkan juga. Intinya kritik bahwa fungsi ini seringkali justru
diabaikan, dan justru berfokus pada fungsi justifikasi atau pengujian
hypothesis.
7. Teori
berfungsi komunikatif. Setiap peneliti dan toritisi ingin dan membutuhkan
publikasi hasil-hasil observasi dan spekulasi mereka untuk pihak-pihak yang
berminat. Teori menyediakan kerangka kerja untuk proses komunikasi ini dengan
menyediakan forum terbuka untuk perdebatan, diskusi dan kritisi. Melalui komunikasi
beragam penjelasan-penjelasan mengenai topik studi kita, perbandingan dan pengembangan-pengembangan
dimungkinkan.
8. Teori
berfungsi Kontrol. Fungsi ini terkait dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai
penilaian efektifitas, dan kelayakan suatu sikap tertentu. Teori demikian
sering dihubungkan dengan teori normatif, yang mencari ferforma norma-norma
yang mapan. Tentu saja banyak teori, yang tidak berupaya memenuhi fungsi ini,
tetapi banyak teoritisi yakin bahwa semua teori pada dasarnya berorientasi nilai
dan kontrol, bahwkan ketika teoritisinya tidak bermaksud demikain.
9.
Teori berfungsi generative. Fungsi
ini sangat relevan dengan tradisi interpretative dan kritis, serta paradigma
alternatif dalam ilmu sosial. Singkatnya, berarti menggunakan teori untuk
menantang cara hidup yang sudah ada, dan untuk memunculkan cara hidup baru –
fungsi teori untuk meraih perubahan. Menurut Kenet Gergen, “ kemampuan untuk
menantang asumsi-asumsi yang telah menjadi panduan dalam masyarakat,
memunculkan pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan sosial terkini, memacu pertimbangan
tentang apa yang “taken for granted”,
dan karenanya untuk memunculkan alternative-alternative
segar bagi tindakan sosial.”
Kegunaan
lain tentang teori disampaiakan oleh Soerjono Soekanto (2010; 26) menurutnya
ada lima kegunaan teori, seperti yang dijelaskan berikut ini:
1. Suatu
atau beberapa teori merupakan ikhtisar hal-hal yang telah diuji kebenarannya
yang menyangkut objek yang dipelajari.
2. Teori
memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada seseorang yang
memperdalam pengetahuannya.
3. Teori
berguna untuklebih mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang dipelajari.
4. Suatu
teori sangat berguna dalam mengembangkan sistem klasifikasi fakta, membina
struktur konsep-konsep serta memperkembangkan definisi-definisi yang penting
untuk penelitian.
5. Pengetahuan
teoritis memberikan kemungkinan-kemungkinanvuntuk mengadakan proyeksi sosial, yaitu
usaha untuk dapat mengetahui kea rah mana masyarakat akan berkembang atas dasar
fakta yang diketahui pada masa yang lampau dan pada dewasa ini.
2.1.1.3.
Elemen Teori
Secara teori, ada
beberapa elemen yang mengikuti. Elemen ini berfungsi untuk menyatukan variabel
yang terkandung dalam teori. Elemen pertama adalah konsep. Konsep adalah ide
yang dinyatakan oleh simbol-simbol atau kata-kata. Konsep ini dibagi menjadi
dua, yaitu, simbol dan definisi.
Dalam ilmu alam konsep
dapat dinyatakan dengan simbol seperti, "∞"
= infinity, "m" = Massa, dan lain-lain. Namun, sebagian besar
dari ilmu-ilmu sosial dalam konsep ini dinyatakan dengan kata-kata tidak
melalui simbol-simbol.
Menurut kata-kata
Neuman juga simbolis karena bahasa itu sendiri merupakan simbol. Karena
mempelajari konsep dan teori pembelajaran bahasa. Konsep itu selalu ada di mana
pun dan selalu menggunakan. Misalnya kita berbicara tentang pendidikan.
Pendidikan adalah sebuah konsep, itu adalah ide abstrak yang hanya dalam
pikiran kita saja.
Elemen kedua adalah
ruang lingkup. Dalam teori seperti dijelaskan di atas memiliki konsep. Konsep
ini bersifat abstrak dan ada beberapa beton. Teori dengan konsep-konsep abstrak
yang dapat diterapkan pada fenomena sosial yang lebih luas, dibandingkan dengan
teori yang memiliki konsep yang konkret.
Unsur ketiga adalah
hubungan. Teorinya adalah konsep hubungan atau teori lebih detail tentang
bagaimana konsep berhubungan. Hubungan ini sebagai pernyataan kausalitas (sebab
akibat pernyataan) atau proposisi. Proposisi teoritis adalah pernyataan yang
menentukan hubungan antara dua atau lebih variabel, memberitahu kita bagaimana
variasi dalam dipertangggung Catatan konsep oleh variasi dalam konsep lain.
Ketika para peneliti
melakukan tes empiris atau mengevaluasi hubungan, maka ini disebut hipotesis.
Sebuah teori sosial juga terdiri dari mekanisme kausal, atau alasan untuk
hubungan, sementara mekanisme kausal adalah pernyataan tentang bagaimana
sesuatu bekerja.
2.1.1.4.
Contoh teori
Berikut beberapa contoh dari teori:
1.
Aleniasi manusia adalah teori yang
diungkapkan oleh Karl Marx, tetapi Marxis Komunisme adalah ideologi keseluruhan.
2.
Sebagai contoh, sebuah teori yang
diungkapkan oleh Lord Acton bahwa "kekuasaan cenderung dikorupsikan".
Dalam hal ini kekuatan dan cakupan korupsi secara abstrak. Kemudian kekuasaan
ini dalam lingkup kasus konkret dari presiden, raja, jabatan kepala lingkungan,
dll Dan korupsi di bidang beton seperti uang korupsi. Dikutip dari: https://id.wikipedia.org/
2.1.2. Pengertian, fungsi, konsep dasar dan
ruang lingkup akuntansi
2.1.2.1.
Pengertian
akuntansi
Secara
umum akuntansi adalah suatu proses untuk mengidentifikasi, mengukur dan
mencatat semua hal tentang transaksi. Berikut beberapa definisi tentang
akuntansi yang dikemukakan oleh beberapa ahli dan referensi buku.
1)
Definisi pertama mengenai akuntansi
adalah definisi yang dikemukakan oleh ABP Statement No. 4 dalam Smith Skousen
(1995 : 3), akuntansi adalah suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat dalam pengambilan keputusan
ekonomis dalam menetapkan pilihan-pilihan yang logis diantara berbagai tindakan
alternatif.
2)
Menurut American Insitute of Certified
Public Accounting (AICPA) mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan,
penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter,
transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk
menafsirkan hasil-hasilnya.
3)
Sedangkan pengertian akuntansi menurut
Rudianto mendefenisikan bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang
menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas
ekonomi dan kondisi suatu badan usaha.
4)
Dan pengertian menurut Charles T.
Horngren, dan Walter T.Harrison (Horngren Harrison,2007:4) menyatakan bahwa:
Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses
data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil
keputusan.
5)
Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI
(No. 476 KMK. 01 1991, Akuntansi adalah suatu proses pengumpulan, pencatatan,
penganalisaan, peringkasan, pengklasifikasian dan pelaporan transaksi keuangan
dari suatu kesatuan ekonomi untuk menyediakan informasi keuangan bagi para
pemakai laporan untuk pengambilan keputusan.
6)
Pengertian akuntansi menurut Warren dkk
(2005:10) menjelaskan bahwa: “secara umum, akuntansi dapat didefinisikan
sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”. Artinya
: akuntansi adalah sebuah informasi
untuk mereka pihak-pihak yang bersangkutan atas suatu transaksi tersebut agar
dapat melihat kondisi suatu perusahaan.
Dari uraian sejumlah
pengertian akuntansi menurut para ahli di atas, Dari beberapa pengertian
akuntansi diatas maka terdapat tiga aktivitas utama dalam akuntansi yaitu:
a. Aktivitas
mengidentifikasi yaitu melakukan proses mengenali segala transaksi yang ada
dalam perusahaan.
b. Aktivitas
mencatat yaitu segala aktivitas yang dilakukan untuk mencatat seluruh transaksi
yang pernah terkenali secara sistematis dan kronologis.
c. Aktivitas
komunikasi yaitu tindakan untuk menyampaikan informasi akuntansi kedalam bentuk
laporan keuangan kepada para pengguna laporan keuangan atau pihak yang memiliki
kepentingan baik pihak yang ada dalam perusahaan maupun pihak yang ada diluar
perusahaan.
Sekalipun ada banyak
pengertian ataupun definisi akuntansi dari berbagai ahli, yang diantaranya
sebagaimana dijabarkan diatas. Namun dalam lidah pelaku usaha dan bisnis
akuntansi lebih popular disebut sebagai "bahasa bisnis", atau lebih
tepat disebut bahasa pengambilan keputusan. Dikatakan demikian karena semakin
kita menguasai bahasa ini akan semakin baik pula kita menangani berbagai aspek
keuangan dalam kehidupan, utamanya dalam usaha dan bisnis yang dilakoni.
Apapun peranan kita
dalam masyarakat, pasti kita pernah mengambil keputusan yang berhubungan dengan
aspek keuangan, baik sebagai manajer, investor, politisi, kepala rumah tangga,
atau mahasiswa. Karenanya dapat dipastikan kita akan merasakan manfaat dari
memahami akuntansi.
2.1.2.2.
Fungsi
akuntansi
Fungsi
akuntansi yang paling utama adalah sebagai media informasi keuangan suatu
organisasi karena dari laporan akuntansi kita dapat melihat seperti apa
kualitas yang ada dalam suatu organisasi dan seperti apa perubahan yang terjadi
dalam organisasi. Akuntansi memberikan informasi data kuantitatif dengan satuan
ukuran uang. Informasi mengenai tata keuangan sangat dibutuhkan oleh pihak yang
akan membuat keputusan dalam aktivitas selanjutnya baik orang yang ada di dalam
organisasi maupun yang ada di luar organisasi.
Akuntansi
dapat dijadikan sebagai alat yang membahasakan seperti apa yang terjadi dalam
organisasi atau perusahaan tersebut. Dalam akuntansi ada dua macam informasi
yang diberikan yaitu tentang nilai perusahaan dan informasi tentang untung-rugi
perusahaan. Kedua informasi tersebut bermanfaat untuk:
1. Mengetahui
seberapa besar modal yang dimiliki suatu perusahaan
2. Mengetahui
seperti apa perkembangan maju mundurnya perusahaan.
3. Sebagai
landasan untuk menghitung pajak.
4. Menjelaskan
kondisi perusahaan saat membutuhkan kredit dari bank atau pihak lain.
5. Sebagai
dasar untuk memutuskan kebijakan yang akan dilaksanakan.
6. Untuk
menarik para investor saham jika perusahan telah menjadi perseroan terbatas.
2.1.2.3.
Konsep
dasar akuntansi
Sebagai
sistem, akuntansi memiliki beberapa konsep dasar yang menopang keberadaanya
yaitu sebagai berikut:
1. Kesatuan
Usaha
Akuntansi sebagai kesatuan usaha
dimana konsep ini berasumsi bahwa aktiva suatu perusaahan itu terpisah dari
aktiva pribadi orang yang akan menyediakan aktiva (modal) yang dimanfaatkan
dalam perusahaan tersebut. Dalam akuntansi, pengertian konsep kesatuan usaha,
hutang, dan biaya pribadi pemilik akan keluar dari pembukuan perusahaan
walaupun aktiva, hutang dan pendapatan yang dimiliki perusahaan tersebut
merupakan milik sendiri atau segala biaya pribadi dan utang mesti dihitung
secara terpisah dari perusahaan.
2. Perusahaan
berjalan.
Dalam konsep ini dianggap bahwa
perusahaan yang didirikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan semisal
perusahaan yang berjenis PT yang masa berdirinya ialah 75 tahun, yaitu adanya
asumsi bahwa selama satu kesatuan masih bisa saling menguntungkan maka dia bisa
berjalan terus sampai pada waktu yang tidak terbatas.
3. Peridoe
akuntansi
Mempertimbangkan banyaknya
keputusan mengenai jalannya operasi pada perusahaan dan pihak lain yang
memiliki kepentingan selama berlangsungnya operasi perusahaan maka jangka waktu
dalam pembuatan laporan ialah satu tahun.
4. Satuan
Uang
Segala transaksi yang ada di
perusahaan mesti dicatat dalam satuan uang yaitu suatu perubahan aktiva yang
diukur dengan satuan tertentu.
5. Harta
perolehan
Seluruh aktiva yang pada umumnya
dibukukan sebesar harga pendapatannya.
6. Aspek
Ganda
Segala pencatatan transaksi akan
mempengaruhi sedikitnya dua akun perkiraan dalam pembukuan.
7. Konsep
Akrual
Konsep akrual berkaitan dengan
perhitungan untung dan rugi perusahaan yang memberikan penekanan pada suatu
kejadian di periode tertentu baik hasil maupun biaya.
2.1.2.4.
Ruang
lingkup akuntansi
Untuk
menggambarkan ruang lingkup akuntansi secara ringkas adalah sebagai berikut :
1. Akuntansi
Keuangan: berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu
perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan keuangan berkala
dari hasil pencatatan.
2. Akuntansi
Biaya : akuntansi yang menekankan pada penentuan dan pengendalian biaya selama
proses produksi dan harga pokok dari barang yang selesai diproduksi.
3. Akuntansi
Manajemen: menggunakan biaya histori taksiran guna membantu manajemen didalam
menjalankan kegiatan dan perencanaan.
4. Akuntansi
Perpajakan: menekankan pada penyusunan laporan keuangan berdasarkan peraturan
perpajakan dan perencanaan transaksi dengan mempertimbangkan efek pembayaran
pajak (perencanaan perpajakan atau tax
planning).
5. Sistem
Akuntansi: menyangkut masalah perancangan prosedur, metode, dan teknik untuk
mencatat dan mengolah transaksi perusahaan.
6. Akuntansi
pemerintahan: menekankan pada pencatatan dan pelaporan transaksi dari lembaga
pemerintah dengan peraturan yang mengikat lembaga-lembaga tersebut.
2.1.3. Pengertian dan klasifikasi
perumusan teori akuntansi
2.1.3.1.
Pengertian
teori akuntansi
Hendriksen dan Van
Breda (1992) mendefinisikan teori akuntansi sebagai berikut:”....penalaran
logis dalam bentuk seperangkat prinsip-prinsip yang luas (a set of broad priciples) yang memberikan rerangka referensi umum
untuk mengevaluasi praktek akuntansi dan memberikan pedoman dalam mengembangkan
praktek dan prosedur akuntansi yang baru”. Definisi tersebut dapat dilihat
bahwa “teori akuntansi” tidak lepas dari praktek akuntansi karena tujuan
utamanya adalah menjelaskan praktek akuntansi berjalan dan memberikan dasar
bagi pengembangan praktek tersebut.
Macfoedz (1996)
mendefinisikan teori akuntansi sebagai konsep, standar, mode, hipotesis dan
metoda yang saling terkait yang diekstraksi dari disiplin filosofi akademi dan
keilmuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena bisnis.
Asumsi dasar merupakan
basis dalam proses keseluruhan teori akuntansi. Asumsi dasar akan digunakan
untuk menyusun konsep akuntansi. Konsep akuntansi yang baik akan menghasilkan
standar yang baik. Dari standar selanjutnya diturunkan menjadi metode, kemudian
praktik akuntansi yang harus mengacu kepada standar yang dibuat.
Prekripsi akuntansi
dikembangkan untuk memecahkan masalah-masalah khusus, teori yang mendasarinya
juga dikembangkan berdasarkan model-model yang khusus. Secara umum, fungsi
utama dari teori akuntansi adalah untuk memberikan rerangka pengembangan
ide-ide baru dan membantu proses pemilihan akuntansi (Mathews and Perera,
1993). Lebih lanjut mereka mengatakan bahwa teori memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. memiliki
body of knowledge;
b. konsisten
secara internal;
c. menjelaskan
dan/atau memprediksi fenomena;
d. menyajikan
hal-hal yang ideal;
e. referen
yang ideal untuk mengarahkan praktek;
f. membahas
masalah dan memberikan solusi.
Meskipun berbagai
pendapat teori akuntansi telah banyak dikembangkan, namun tidak satupun dari
teori tersebut yang mampu menjelaskan secara tuntas dan menyeluruh tentang apa
yang dinamakan “teori” akuntansi. Belkaoui (1993) juga mengakui pendapat
tersebut. Dia mengatakan “harus diakui bahwa sampai saat ini tidak ada teori
akuntansi yang bersifat komprehensif” (p 56).
Teori yang sekarang
muncul dari pemakaian pendekatan yang berbeda, bukannya dihasilkan dari satu
teori tunggal yang komprehensif. Komite dari American Accounting Association
(AAA, 1997 : 1-2) juga menyatakan hal yang sama yaitu tidak teori akuntansi
tunggal yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan pemakai, yang ada dalam
literatur akuntansi keuangan bukanlah teori akuntansi, tetapi koleksi teori
yang digambaran sesuai dengan perbedaan pemakainnya.
Peranan teori dalam
akuntansi sangat berbeda dengan peranan teori yang digunakan dalam ilmu pasti (natural science), dimana dalam ilmu
pasti teori dikembangkan dari hasil observasi empiris. Akuntansi cenderung
dikembangkan atas dasar pertimbangan nilai (value
judgment), yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat akuntansi
dipraktekkan. Teori tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk kebijakan sebagai
landasan dalam praktek akuntansi.
Perlunya teori dan
praktek dapat dilihat dari praktek berikut. Berlawanan dengan bidang bahasa,
meteorologi atau kimia, akuntan dapat mengubah praktek relatif lebih mudah.
Oleh karena itu, masalah yang dihadapi akuntan adalah mengetahui bagaimana
praktek akuntansi seharusnya dikembangkan di masa mendatang. Sanksi yang
berkaitan dengan implementasi kebijakan akuntansi menjadi sangat penting dalam
memahami bidang akuntansi, karena praktek memungkinkan untuk diubah agar sesuai
(cocok) dengan teori.
Hal inilah yang tidak
terpikirkan oleh ilmuwan dari bidang lain sebaik apapun teori yang dihasilkan,
jika teori tersebut tidak sesuai dengan fenomena empiris, maka teori tersebut
akan diganti oleh teori lain yang lebih cocok dengan fenomena tersebut (Ijiri,
1971).Teori akuntansi dapat dikatakan sebagai suatu konsep modern jika
dibandingkan dengan teori-teori lain seperti matematika atau fisik. Asasannya,
bahwa akuntansi dikembangkan dari model yang spesifik bukannya dikembangkan
secara sistematik dari teori yang terstruktur (Chambers, 1994).
Teori akuntansi yang
dihasilkan pada periode Pacioli sampai awal abad sembilan belas. Berbagai
usulan tentang teori muncul, tetapi tidak satupun yang menempatkan akuntansi
pada cara-cara yang sistematis (Goldberg, 1949). Meskipun akuntansi tidak dapat
dikatakan sebagai ilmu pengetahuan murni, akuntansi mungkin dapat dikatakan
sebagai ilmu sosial (social science).
Seperti halnya ilmu
sosial lainnya, konsep akuntansi tidak didasarkan pada kebenaran yang sifatnya
universal. Konsep akuntansi mengakar pada sistem nilai masyarakat dimana
akuntansi dipraktekkan (Glautier and Underdown, 1994). Jadi jelas bahwa teori
yang selama ini dikembangkan memiliki sudut pandang yang berbeda dan kadang
bertolak belakang. Hal ini dapat dilihat dari perjalanan sejarah perkembangan
teori akuntansi.
2.1.3.2.
Klasifikasi
perumusan teori akuntansi
Atas
dasar metode penalaran yang digunakan, teori akuntansi dapat dirumuskan dari
berbagai pendekatan yang berbeda yaitu: a) deduktif; b) induktif; etikal; c)
sosiologi; d) ekonomi; dan elektik (Belkaoui, 1993). Pada pembahsan ini lebih
ditekankan pada pendekatan dedukif dan induktif dengan alasan bahwa pendekatan
ini sering digunakan dibanding dengan empat pendekatan yang lain.
1.
Pendekatan Deduktif
Validitas teori
yang dikembangkan melalui pendekatan ini, sangat tergantung pada kemampuan
peneliti untuk mengidentifikasi dan menghubungkan dengan tepat berbagai
komponen proses akuntansi dalam urutan yang logis. Kesalahan dalam menentukan
tujuan dan kemampuan prosedur untuk mencapai tujuan tersebut, akan menghasilkan
konklusi yang salah.
Perumusan teori
akuntansi yang didasarkan pada pendekatan deduktif, dimulai dari proposisi
akuntansi dasar sampai dihasilkan prinsip akuntansi yang rasional sebagai
pedoman dan dasar untuk mengembangkan teknik-teknik akuntansi.
Secara umum,
langkah yang digunakan dalam merumuskan teori akuntansi adalah sebagai berikut:
(a) menentukan tujuan pelaporan keuangan; (b) memilih postulate akuntansi yang
sesuai dengan kondisi ekonomi, politik dan sosiologi, (c) menentukan prinsip
akuntansi; serta (e) mengembangkan teknik akuntansi (Belkaoui, 1993).
Penentuan tujuan
pelaporan keuangan merupakan hal yang paling penting karena tujuan yang berbeda
mungkin memerlukan struktur yang berbeda dan akan menghasilkan prinsip yang
berbeda pula. Apabila tujuan telah ditetapkan, beberapa definisi dan asumsi
dapat dibuat. Peneliti kemudian mengembangkan logika yang terstrukur untuk
mencapai tujuan tersebut, berdasarkan definisi dan asumsi yang dibuat.
Keuntungan
pendekatan deduktif adalah kemampuan untuk merumuskan struktur teori yang
konsisten, terkoordinasi, lengkap dan setiap tahapan berjalan secara logis.
Dengan cara demikian, konsistensi internal (internal
consistency) antar preposisi dapat tercapai. Lebih lanjut dapat dikatakan
bahwa setiap prinsip dapat diuji logika kebenarannya dan dapat digunakan untuk
menentukan apakah digunakan sebagai standar dalam mengevaluasi berbagai praktek
akuntansi (Salmonson, 1969).
Kelemahan
pendekatan deduktif didasarkan pada postulat dan tujuan tertentu yang
kemungkinan salah. Apabila hal ini terjadi, otomatis prinsip yang dihasilkan
juga sala. Di samping itu, pendekatan deduktif juga terbukti sering
menghasilkan prinsip yang terlalu teoritis sehingga tidak dapat diterapkan
dalam praktek. Implikasinya, pendekatan ini kurang teruji dalam praktek.
2.
Pendekatan Induktif
Pendekatan
induktif didasarkan pada konklusi yang digeneralisasikan berdasarkan hasil
observasi dan pengukuran yang terinci. Littleton (1953) bahwa prinsip akuntansi
dapat dihasilkan secara induktif dengan melakukan pengujian empiris terhadap
kegiatan akuntansi. Hal ini didukung (Moonitz) mengatakan bahwa observasi
terhadap data akuntansi kelihatan lebih tepat dengan pendekatan induktif.
Pendapat ini juga didukung oleh Schrder (1962 : 645) yang menyatakan bahwa
perumusan teori akuntansi dapat dilakukan secara induktif dengan cara
mengobservasi data keuangan yang dihasilkan dari transaksi bisnis.
Kesimpulannya,
proses induktif melibatkan kegiatan observasi mengenai data keuangan yang
berkaitan dengan berbagai unit usaha. Dari hasil observasi tersebut, kemudian
dilakukan generalisasi dan dirumuskan prinsip-prinsip akuntansi sesuai hubungan
yang ada. Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: (a) mencatat semua
observasi; (b) menganalisis dan mengklasifikasikan hasil observasi, sehingga
dapat dirumuskan berbagai kesamaan dan ketidaksamaan; (c) hasil observasi
kemudian digeneralisasi; serta (d) pengujian terhadap generalisasi (Belkaoui,
1993).
Keuntungan uama
pendekatan induktif adalah bahwa pendekatan ini didasarkan pada kebebasan
dimana perumusan teori akuntansi tidak dibatasi oleh struktur atau model yang
telah diyakini/disiapkan sebelumnya. Jadi pihak yang mengobservasi memiliki
kebebasan untuk mengamati variabel tertentu selama hal tersebut relevan dengan
tujuanyang akan dicapai.
Kelemahannya
yaitu: (1) observer dipengaruhi oleh ide-ide yang tidak disadari tentang jenis
hubungan yang diamati (unsur bias); dan (2) generalisasi data yang digunakan
dalam observasi cenderung berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan yang
lain. Konsekuensinya, kesimpulan yang dibuat dari hasil generalisasi
kemungkinan besar salah hanya karena data yang pening justru tidak diobservasi.
2.2.
Teori
Pragmatik
Teori
ini berusaha menjelaskan pengaruh informasi akuntansi terhadap perilaku
pengambilan keputusan. Jadi teori pragmatik dimaksudkan untuk mengukur dan
mengevaluasi pengaruh ekonomi, psikologi, dan sosiologi pemakai terhadap
alternatif prosedur akuntansi dam media pelapornya.
1)
Pendekatan Pragmatik-Deskriptif
Metoda
ini paling universal dan tua, kemungkinan adalah pemakaian pragmatik
deskriptif. Atas dasar metoda ini, perilaku akuntansi diamati terus menerus
dengan tujuan untuk meniru prosedur dan prinsip-prinsip akuntansi. Proses
seperti ini merupakan pendekatan induktif yang digunakan untuk mengembangkan
teori akuntansi.
Ada
beberapa kritik yang ditujukan pada pendekatan tersebut yaitu (1) tidak ada
penilaian yang logis terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan akuntan. Tidak
alasan untuk membenarkan bahwa akuntan mencatat rekening tertentu dengan cara
yang seharusnya dilakukan, dan tidak ada pertimbangan analitis terhadap
kualitas tindakan atau rekening yang dibuatnya; (2) metode tersebut tidak memungkinkan
untuk dilakukan perubahan, karena pendekatannya tidak berujung pangkal.
Argumennya, teknik-teknik akuntansi tidak pernah dipermasalahkan atau diragukan
karena teknik-teknik tersebut terus-menerus digunakan oleh para pendukung
pragmatik; serta (3) perhatian cenderung dipusatkan pada perilaku-perilaku
akuntan, bukan pada pengukuran atribut-atribut perusahaan seperti aset, utang,
pendapatan dan lain-lain.
Atas
dasar kenyataan tersebut Sterling (1970) berkesimpulan bahwa pendekatan
pragmatik tidak sesuai untuk penyusunan teori akuntansi. Kesimpulan tersebut
dikaitkan dengan teori normatif tentang bagaimana akuntansi seharusnya
dikerjakan, bukannya teori positif yang menjelaskan atau memprediksi di dunia
nyata.
2)
Pendekatan Pragmatik-Psikologis
Pendekatan
pragmatis yang kedua adalah mengamati reaksi pemakai laporan keuangan. Akuntan
memanipulasi transaksi akuntansi menurut aturan-aturan sintaktik yang berbeda
dengan yang digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan (contoh: adanya
sistem akuntansi inflasi yang berbeda). Laporan tersebut kemudian disimpulkan
oleh pemakai.
Dilihat
dari aspek bahasa, rerangka teoritis akuntansi dapat saja terpusat pada salah
satu unsur teori tersebut: sintaktik (struktur), semantik (interpretasi) dan
pragmatik (perilaku). Namun demikian, Hendriksen dan Van Breda (1992)
berpendapat bahwa rerangka teori akuntansi yang lengkap seharusnya memiliki
tiga komponen teori di atas.
2.3.
Teori
Sintatik dan Sematik
2.3.1
Teori
Sintaktik
Teori
sintaktik berusaha untuk menjelaskan praktik akuntansi dan memprediksi
bagaimana akuntan akan bereaksi pada situasi tertentu atau bagaimana mereka
melaporkan peristiwa tertentu. Dengan demikian teori ini berkaitan dengan
struktur proses pengumpulan data dan pelaporan keuangan.
Interpretasi
teori akuntansi atas dasar sintaksis dapat digambarkan sebagai berikut: input
semantik dalam sistem tersebut adalah transaksi dan pertukaran yang dicatat
dalam jurnal dan buku besar perusahaan. Tranaksi tersebut kemudian dimanipulasi
(dibagi dan dijumlah) atas dasar alasan dan asumsi-asumsi akuntansi kos
historis. Contohnya akuntan menganggap bahwa inflasi tidak perlu dicatat dan
nilai pasar (nilai wajar) aset dan utang dihiraukan. Akuntan kemudian
menggunakan konsep pembukuan berpasangan (double entry) dan prinsip-prinsip akuntansi
kos historis untuk menghitung laba dan rugi serta neraca saldo. Dalil atau
prinsip individu diverifikasi setiap saat laporan keuangan diaudit, dengan cara
mengecek kebenaran perhitungan dan manipulasi. Dengan cara ini, akuntansi kos
historis telah dipraktekkan sejak dahulu sampai sekarang.
2.3.2
Teori
Sematik
Teori
semantik berkaitan dengan penjelasan mengenai fenomena (obyek atau peristiwa)
dan istilah atau simbol yang mewakilinya. Jadi teori ini memberikan penjelasan
mengenai definisi operasional dari praktek akuntansi. Struktur akuntansi,
meskipun dapat dirumuskan secara logis, tidak akan berarti sama sekali apabila
simbol atau istilah yang menggambarkan peristiwa atau pengukuran tidak
berkaitan secara empiris dengan fenomena dunia nyata. Oleh karena itulah, teori
yang berkaitan dengan interpretasi (semantik) diperlukan untuk memberikan arti
bagi proposisi akuntansi. Dengan cara demikian, konsep interpretasi yang dibuat
akuntan diartikan sama oleh pemakai informasi akuntansi.
BAB
III
Penutup
Berdasarkan pembahasan di atas,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)
Definisi teori akuntansi merupakan
perdebatan panjang antara akademisi dan praktisi. Para ahli mendefinisikan
akuntansi baik sebagai seni, komunikasi, aktivitas jasa maupun sebagai
teknologi.
2)
Peranan teori dalam akuntansi sangat
berbeda dengan peranan teori yang digunakan dalam ilmu pasti (natural science),
dimana dalam ilmu pasti teori dikembangkan dari hasil observasi empiris.
Akuntansi cenderung dikembangkan atas dasar pertimbangan nilai (value
judgment), yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat akuntansi
dipraktekkan. Teori tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk kebijakan sebagai
landasan dalam praktek akuntansi.
3)
Teori akuntansi diklasifikasikan
berdasarkan metoda penalaran yang digunakan, sistem bahasa yang digunakan dan
tujuan perumusan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed
Riahi – Belkaoui. 2001. Teori Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat
Harahap,
Sofyan Safri. 2007. Teori Akuntansi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Suwarjono.
2006. Teori Akuntansi. Yogyakarta : BPFE UGM
Watts
and Zimmerman. 1982. Positive Accounting. Alabama University
The Rise and Fall of Casino Tycoon | DrmCD
BalasHapusThe 김포 출장안마 Rise and Fall of 서산 출장마사지 Casino Tycoon We are 당진 출장안마 a small group of professionals who work in 서산 출장마사지 the casino and casino industry. 시흥 출장마사지 As an independent team, we