Rabu, 23 Maret 2016

IFRS dan GAAP




IFRS and GAAP

Tugas Individual
Dosen Pembimbing:
Erlynda Y. Kasim SE., M.Si., AK., CA.

Disusun Oleh:
Kristina Kindari Goda (C10120005)




SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) EKUITAS
BANDUNG
MARET
2016

A.            International Financial Reporting Standard (IFRS)
1.             Apa itu IFRS?
IFRS (International Financial Standar Report) merupakan pelaporan standar internasional yang berdasarkan paradigma fair value based. IFRS sebelumnya bernama IAS (International Accounting Standards) , yang disusun oleh IASC (International Accounting Standard Committee). IFRS merupakan standar yang digunakan sebagai panduan untuk pelaporan keuangan secara global. IFRS merupakan Standar, Interpretasi dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (dengan tidak adanya Standar atau Interpretasi) yang diadopsi oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB).
Penerimaan secara luas atas perkembangan IFRS sebagai dasar pelaporan keuangan AS merupakan perubahan mendasar bagi profesi akuntansi di Amerika Serikat. Hingga saat ini sudah hampir 100 negara mengizinkan penggunaan IFRS untuk penyusunan laporan keuangan oleh perusahaan publik. Di Amerika, Securities and Exchange Commission (SEC) sedang mempertimbangkan mengambil langkah-langkah untuk menetapkan tanggal untuk memungkinkan perusahaan-perusahaan publik AS untuk mengimplementasikan IFRS, dan juga sedang dilakukan sustu pengkajian untuk mewajibkan perusahaan public untuk mengadopsi IFRS.

2.             Kapan IFRS terbentuk?
Proses penyusunan standar internasional mulai beberapa dekade yang lalu sebagai upaya oleh negara-negara industri untuk menciptakan standar yang dapat digunakan oleh negara-negara berkembang dan kecil tidak/belum mampu membangun standar akuntansi mereka sendiri. Tetapi karena dunia bisnis saat ini sudah menjadi lebih global, pihak-pihak regulator, investor, perusahaan besar dan perusahaan jasa audit mulai menyadari pentingnya memiliki standar umum di semua bidang yang terkait dengan pelaporan keuangan.
Globalisasi sektor keuangan dan bisnis telah menyebabkan lebih dari 12.000 perusahaan di hampir seratus negara untuk mengadopsi IFRS. Pada tahun 2005, Uni Eropa (UE) mulai mensyaratkan perusahaan yang tergabung dalam negara-negara anggotanya mencatatkan sahamnya di bursa efek Uni Eropa-diatur untuk menyiapkan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan IFRS. Australia, Selandia Baru dan Israel pada dasarnya mengadopsi IFRS sebagai standar nasional mereka.
Kanada, yang sebelumnya tunduk pada Prinsip Akuntansi yang berlaku umumnya US (GAAP), bersama-sama dengan Amerika siap untuk melakukan konvergensi, dan berencana meminta entitas publik untuk menerapkan IFRS pada tahun 2011. Dewan Standar Akuntansi Jepang (ASBJ) dan Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) juga berencana untuk konvergensi pada tahun 2011.
Banyak standar yang merupakan dasar dalam membentuk bagian dari IFRS, salah satunya dikenal dengan nama Standar Akuntansi Internasional (IAS). IAS yang diterbitkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh Komite Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASC). Pada tahun 2000 Badan Anggota IASC menyetujui restrukturisasi IASC dan sebuah konstitusi baru IASC.
Pada bulan Maret 2001, Dewan Pembinan IASC mengaktif Konstitusi baru IASC dan mendirikan perusahaan nirlaba Delaware, bernama Komite Standar Akuntansi Internasional Foundation, untuk mengawasi IASB. Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih tanggung jawab dari IASC untuk menetapkan Standar Akuntansi Internasional. Selama pertemuan pertama Dewan baru diadopsi IAS dan SICs. IASB terus mengembangkan standar dengan sebutan standar IFRS baru
.
3.             Struktur IFRS?
International Financial Reporting Standards terdiri atas :
a.      International Financial Reporting Standards (IFRS) - standards issued after 2001
b.      International Accounting Standards (IAS) - standards issued before 2001
c.       Interpretations originated from the International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) - issued after 2001
d.      Standing Interpretations Committee (SIC) - issued before 2001


4.             Proses konvergensi IFRS di Indonesia?
IFRS merupakan pedoman penyusunan laporaan keuangan yang diterima secara global. Sejarah terbentuknya pun cukup panjang dari terbentuknya IASC/ IAFC, IASB, hingga menjadi IFRS seperti sekarang ini. Jika sebuah negara menggunakan IFRS, berarti negara tersebut telah mengadopsi sistem pelaporan keuangan yang berlaku secara global sehingga memungkinkan pasar dunia mengerti tentang laporan keuangan perusahaan di negara tersebut berasal. Dengan mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Saat ini DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) sedang melakukan proses adopsi IFRS sebanyak 18 standar dalam rangka proses konvergensi ini. Tentu saja perubahan standar ini mempengaruhi seluruh perusahaan yang harus menerapkan IFRS dalam pembuatan laporan keuangan, apalagi perusahaan yang sudah Go Public.
PSAK akan dikonvergensikan secara penuh dengan IFRS melalui tiga tahapan, yaitu tahap adopsi, tahap persiapan akhir dan tahap implementasi. Strategi adopsi yang dilakukan untuk konvergensi ada dua macam, yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan – tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara – negara maju. Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara – negara berkembang seperti Indonesia.
Selain IFRS, kutub standar akuntansi yang berlaku di dunia saat ini adalah United States General Accepted Accounting Principles (US GAAP). Negara-negara yang tergabung di Uni Eropa, termasuk Inggris, menggunakan International Accounting Standard (IAS) dan International Accounting Standard Board (IASB). Setelah berkiblat ke Belanda, belakangan Indonesia menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Mula-mula PSAK IAI berkiblat ke Amerika Serikat dan nanti mulai tahun 2012 beralih ke IFRS.
Saat ini, berdasarkan data dari International Accounting Standard Board (IASB), terdapat 102 negara yang telah menerapkan IFRS dalam pelaporan keuangan entitas dinegaranya dengan keharusan yang berbeda-beda. Sebanyak 23 negara mengizinkan penggunaan IFRS secara sukarela, 75 negara mewajibkan untuk perusahaan domestik secara keseluruhan, dan 4 negara mewajibkan hanya untuk perusahaan domestik tertentu.
Adopsi penuh IFRS diharapkan memberikan manfaat :
1.      memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK yang dikenal secara internasional
2.      meningkatkan arus investasi global
3.      menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Konvergensi IFRS terhadap PSAK akan menyebabkan PSAK yang tadinya bersifat Ruled-Based menjadi bersifat Principle-Based. Selain itu, konvergensi IFRS terhadap PSAK menuntut akuntan harus memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi dalam menyusun laporan keuangan, sehingga informasi yang dihasilkan dapat digunakan oleh pembuat keputusan dalam mengambil keputusan yang tepat.

4.             Manfaat mengadopsi IFRS?
Dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus.
1.    Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK)
2.    Mengurangi biaya SAK
3.    Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
4.    Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
5.    Meningkatkan transparansi keuangan.
6.    Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal
7.    Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Indonesia perlu mengadopsi IFRS karena sebagian besar negara di dunia sudah menganut standar akuntansi itu. Indonesia juga perlu mengadopsi IFRS karena merupakan salah satu kesepakatan kelompok negara-negara G-20. Pertemuan G-20 terakhir di Washington, Amerika Serikat, pada November 2008 membuat rencana aksi reformasi mendasar yang muatannya hampir 50 persen terkait isu tentang akuntansi dan audit. Dengan demikian, IFRS dapat meningkatkan perlindungan kepada investor pasar modal. Bapepam sebagai regulator dibidang pasar modal mewajibkan emiten dan perusahaan publik menyampaikan laporan keuangan ke Bapepam dan menyediakannya pada masyarakat. Laporan tersebut harus disajikan dengan standar akuntansi yang berkualitas tinggi. Dengan mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Namun, perubahan tersebut tentu saja akan memberikan efek di berbagai bidang, terutama dari segi pendidikan dan bisnis.

5.             Dampak konvergensi IFRS?
1)   Dampak konvergensi IFRS terhadap pendidikan
®      Perubahan mind stream dari rule-based ke principle-based
®      Banyak menggunakan professional judgement
®      Banyak menggunakan fair value accounting
®      IFRS selalu berubah dan konsep yang digunakan dalam suatu IFRS dapat berbeda dengan IFRS lain
®      Semakin meningkatnya ketergantungan ke profesi lain
®      Perubahan text-book dari US GAPP ke IFRS
®      Terutama bagi pendidikan tinggi yang memiliki sekolah atau fakultas ekonomi, pembelajaran akuntansi harus disesuaikan dengan IFRS sejak dini, sehingga pada saat bergelut di dunia kerja tahun 2012 tidak mengalami “kebingungan”
2)   Dampak konvergensi IFRS terhadap bisnis
Selain dampak terhadap dunia pendidikan IFRS juga menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap dunia bisnis. Berikut ini adalah berbagai dampak yang ditimbulkan dari program konvergensi IFRS yang disampaikan dalam seminar setengah hari IAI dengan topik "Dampak konvergensi IFRS terhadap Bisnis":
®      Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan lebih mudah dikomunikasikan ke investor global
®      Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilai wajar.
®      Disisi lain, kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif apabila harga-harg fluktuatif
®      Smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunakan balance sheet approach dan fair value
®      Principle-based standards mungkin menyebabkan keterbandingan laporan keuangan sedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgment ditumpangi dengan kepentingan untuk mengatur laba (earning management)
®      Penggunaan off balance sheet semakin terbatas
Dengan diterbitkannya PSAK yang baru sejak tahun 2007, jurang pemisah terdalam PSAK dengan IFRS (International Financial Reporting Standards) telah teratasi yaitu dengan diperbolehkannya penggunaan nilai wajar (fair value) dalam PSAK. Namun peraturan perpajakan belum mendukung hal ini dengan masih dikenakannya PPh final 10% atas keuntungan dari revaluasi aset. Ditambah lagi dengan kurangnya tenaga penilai di Indonesia yang jumlahnya cuma 2000an orang (anggota MAPI - Masyarakat Penilai Indonesia).
Lalu penerapan audit berbasis risiko di Indonesia juga belum mencakup BUMN. Padahal IFRS (international Accounting Standard Board) berkiblat pada COSO dalamstandar auditnya. Padahal menurut IAI, PSAK Indonesia sudah mulai berkiblat kepada IFRS mulai tahun 1994. IAI telah menetapkan tahun 2012 Indonesia sudah mengadopsi penuh IFRS, khusus untuk perbankan diharapkan tahun 2010.

B.            GAAP
1.             Apa itu GAAP?
GAAP adalah singkatan dari Generally accepted accounting principles yang merupakan kerangka kerja standar pedoman akuntansi keuangan yang digunakan dalam setiap yurisdiksi tertentu, umumnya dikenal sebagai standar akuntansi atau praktek akuntansi standar. GAAP termasuk standar, konvensi, dan aturan yang diikuti oleh akuntan untuk pencatatan dan meringkas dan dalam penyusunan laporan keuangan. Tujuan dari GAAP adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang transparan dan konsistensi dari satu organisasi ke yang lain. Tidak ada standar universal GAAP(standar international) dan spesifikasi dari GAAP bervariasi dari satu lokasi geografis atau industri yang lain. Banyak negara, dan kota itu di Amerika Serikat memilih untuk tidak memakai GAAP karena GAAP beroperasi secara tunai, sebagai lawan dengan dasar akrual.
US GAAP adalah platform standar pedoman tentang aturan untuk akuntansi keuangan that’re diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan. Meski cukup fleksibel dalam aturan, kerangka kerja ini didasarkan pada kendala dan prinsip-prinsip tertentu untuk mengatasi kebutuhan spesifik.
Secara rutin, akuntan menemukan tugas pencatatan transaksi keuangan perusahaan. Mereka diminta untuk membuat penilaian tentang bagaimana untuk merekam transaksi bisnis. Tujuan keuangan perusahaan tersebut sering mengarahkan keputusan mereka tempat mereka bekerja. Untuk bantuan mereka, ada kerangka aturan tertentu standar yang dikenal sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) untuk memandu penilaian mereka. GAAP menganut bberapa asumsi meliputi:
·        Asumsi entitas ekonomi (bisnis adalah dipilih dari pemilik atau bisnis lain, pengeluaran pribadi disimpan terpisah dari pendapatan)
·        Asumsi Going Concern (bisnis terus ada sampai jangka waktu yang tidak tertentu)
·        Satuan moneter Asumsi (mengandaikan dolar AS sebagai unit moneter)
·        Periodik Pelaporan Asumsi (kegiatan ekonomi yang akan dibagi sesuai dengan jangka waktu)

2.             Kenapa harus menggunakan GAAP?
GAAP digunakan untuk mempersiapkan semua dokumen keuangan perusahaan dan meningkatkan saling pengertian untuk para investor. Tanpa GAAP, perusahaan tidak akan mampu mengikuti format standar dan tidak dapat memberikan informasi yang akurat serta informasi keuangan yang konsisten dan melaporkan hal yang sama kepada investor, stakeowners, dan kreditor. Hal ini juga memastikan bahwa dokumen keuangan tidak dimanipulasi, dan investor dan kreditur dapat mengambil keputusan sesuai itu.
Jika perusahaan publik tidak mengikuti pedoman, perusahaan akan didenda oleh Securities and Exchange Commission (SEC). Dalam beberapa kasus, tindakan kriminal juga dapat diambil terhadap perusahaan. Perusahaan-perusahaan swasta juga harus mengikuti GAAP, dan jika tidak, maka alasan dan perbedaan harus disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan.

C.            Kerangka konseptual IFRS dan GAAP
1.             Apa itu kerangka konseptual?
Kerangka konseptual mungkin dapat dipandang sebagai teori akuntansi yang terstruktur (Belkoui, 1983). Hal ini disebabkan struktur kerangka konseptual sama dengan struktur teori akuntansi yang didasarkan pada proses penalaran logis. Atas dasar penalaran ini, teori merupakan proses pemikiran menurut kerangka konseptual tentu untuk menjelaskan kenyataan yang terjadi dan menjelaskan apa yang harus dilakukan apabila ada fakta atau ada fenomena baru. Kerangka konseptual dapat digambarkan dalam bentuk hierarki yang memiliki beberapa tingkatan.
Pada tingkatan teori yang tinggi, kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan pelaporan keuangan. Pada tingkatan selanjutnya, kerangka konseptual mengidentifikasi dan mendefinisikan karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan elemen keuangan. Pada tingkatan operasional yang lebih rendah, kerangka konseptual berkaitan dengan prinsip-prinsip dan aturan-aturan tentang pengukuran dan pengakuan elemen laporan keuangan tipe informasi yang perlu disajikan.
Ada beberapa pihak yang memandang kerangka konseptual sebagai “konstitusi” (Undang Undang Dasar), yang merupakan landasan dalam proses penentuan standar akuntansi. Tujuannya adalah untuk memberi pedoman bagai badan yang berwenang dalam memecahkan masalah yang muncul selama proses penentuan standar. Hal ini dilakukan dengan cara mempersempit permasalahan sehingga dapat ditentukan apakah standar tertentu sesuai dengan kerangka konseptual.

2.             Mengapa kerangka konseptual diperlukan?
Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari pendekatan kerangka konseptual dalam menentukan standar akuntansi. FASB mengidentifikasi 5 manfaat yang diperoleh dari kerangka konseptual. Manfaat tersebut adalah:
·      Sebagai pedoman dalam menentukan standar akuntansi
·      Sebagai kerangka referensi untuk memecahkan masalah akintansi apabila standar yang sekarang ada tidak mengatur isu-isu baru yang muncul.
·      Sebagai dasar membuat pertimbangan (judgmen) dalam menyajikan laporan keuangan.
·      Meningkatkan daya banding dengan cara mengurangi berbagai alternatif metode akuntansi yang ada.

3.             Perumusan kerangka konseptual


a)    Level Pertama : Tujuan Pelaporan Keuangan
Tujuan dari pelaporan keuangan yang terdapat dalam SFAC No.1 dapat diringkas sebagai berikut:
                              i.     Memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditor dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa secara rasional.
                            ii.     Memberikan informasi kepada para investor terkait jumlah, pengakuan dan ketidakpastian tentang penerimaan kas bersih.
                           iii.     Memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi perusahaan serta klaim terhadap sumber-sumber tersebut.
                          iv.     Menyediakan informasi hasil usaha perusahaan selama satu periode.
                            v.     Menyediakan informasi terkait pembelanjaan kas, transaksi modal, termasuk deviden.
                          vi.     Menyediakan informasi tentang pertanggungjawaban manajer.
b)   Level Kedua :
                         i.          Karateristik kualitatif
Karakteristik kualitatif yang disajikan dalam laporan keuangan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Kriteria daripada karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah:
·        Relevan; Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki manfaat sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan oleh pemakai laporan keuangan.
·        Keandalan (Reliability); Keandalan suatu informasi sangat trgantung pada kebenaran dan kemampuan suatu informasi untuk menggambarkan secara wajar keadaan yang sebenarnya.
·        Daya Banding dan Konsistensi; Suatu informasi dikatakan bermanfaat apabila dapat saling diperbandingkan baikantar periode maupun perusahaan serta ada konsistensi dalam penyajiannya.
·        Pertimbangan Cost Benefit; Dalam pelaporan keuangan haruslah dipertimbangkan pula terkait biaya yang akan timbul.
·        Materialitas; Suatu informasi yang disajikan harus mempunyai pengaruh terhadap keputusan yang diambil.
                        ii.          Elemen Laporan Keuangan
Dalam SFAC No.3 dijelaskan bahwa ada 10 elemen laporan keuangan yaitu aktiva, hutang, ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi pada pemilik, laba komprehensif, pendapatan, biaya, keuntungan, dan kerugian.
                      iii.          Pengakuan dan pengukuran
Dalam SFAC No.5 disebutkan bahwa kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan didasarkan pada empat faktor sbb:
a.    Definisi, pos akan diakui apabila memenuhi definisi elemen laporan keuangan.
b.    Keterukuran, pos tersebut memiliki atribut yang dapat diukur dengan cukup andal.
c.    Relevan, informasi memiliki kemampuan untuk membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan.
d.    Keandalan, informasi menggambarkan keadaan sebenarnya secara wajar, dapat diuji kebenarannya dan netral.
Dalam kaitannya dengan pengukuran, SFAC No.5 FASB mengakui adanya 5 dasar pengukuran yang dapat digunakan untuk menentukan nilai aktiva dan hutang, yaitu:
a.         Cost historis
b.        Cost penggantian terkini
c.         Nilai pasar terkini
d.        Nilai bersih yang dapat direalisasikan
e.         Nilai sekarang aliran kas mendatang
c)    Level Ketiga:
Level ketiga merupakan pedoman operasional yang digunakan dalam mengukur dan mengakui elemen laporan keuangan serta menyajikan informasi keuangan. Pedoman operasional ini terdiri dari:
                    i.     Postulat Akuntansi
Adalah pernyataan atau aksioma yang kebenarannya terbukti dengan sendirinya, dan menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan hukum tempat akuntansi dipraktekkan. Asumsi atau konsep dasar laporan keuangan:
·      The economic entity ( kesatuan usaha )
·      Going concern ( kontinuitas usaha )
·      Monetary unit ( penggunaan unit moneter )
·      The accounting periode postulate (periodesasi laporan )
                   ii.     Prinsip Akuntansi
Dapat diartikan sebagai seperangkat aturan-aturan umum dan universal yang dijadikan sebagai objek pengetahuan akuntansi dalam konteks teoritis, dan menjadi landasan pengembangan teknik akuntansi.
Prinsip akuntansi yang berkembang adalah:
a.    The Historical Cost Principles (harga pertukaran/cost historis); artinya semua transaksi yang berkaitan dengan aktiva, hutang, modal, pendapatan, dan biaya dicatat menurut harga pertukaran, padatanggal terjadi transaksi.
b.    The Revenue Principles (prinsip pendapatan); Dua kriteria yang dapat digunakan dalam mengakui pendapatan adalah pendapatan telah terbentuk dan telah terealisasi atau akan segera terealisasi. Atas dasar tersebut, pendapatan dapat diakui pada saat berikut:
·   Selama proses produksi
·   Setelah proses produki selesai
·   Pada saat penjualan
·   Pada saat diterima kas
c.    The Matching Principles (prinsip penandingan)
Ada 3 dasar penandingan yang digunakan, yaitu:
·     Hubungan sebab akibat
·     Alokasi sistematis dan rasional
·     Pembebenan segera
d.    The Full Disclosure Principles
Hal yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan adalah:
·     Rincian kebijakan dan metode akuntansi
·     Informasi tambahan untuk membantu analisis investasi
·     Aktiva, hutang, pendapatan, dan biaya yang berasal dari transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa
·     Transaksi keuangan atau non-operasi lainnya
                 iii.     Constraint
Dalam upaya menyajikan informasi keuangan yang berkualitas, akuntansi dihadapkan pada dua kendala utama yaitu hubungan biaya, manfaat dan materialitas. Dua kendala lainnya yang berkaitan dengan lingkungan adalah praktik industri dan konservatisme.
a.    Cost Benefit Relationship; Biaya penyajian suatu informasi harus dibandingkan dengan manfaat yang didapat dari penyajian tersebut. Dimana biaya tidak melebihi manfaat penyajian informasi yang diperoleh.
b.    The Materiality Principle; Informasi dikatakan materialitas jika pengungkapan informasi tersebut diperkirakan dapat menyebabkan keputusan yang berbeda dengan keputusan yang diambil. Materialitas dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu:
·        Pendekatan ukuran (size)
·        Pendekatan kriteria perubahan
c.    Industry Practice
Masalah yang juga sering muncul dan perlu dipertimbangkan dalam penyajian laporan keuangan adalah praktik industri tertentu yang sering kali menyimpang dari teori dasar akuntansi.
d.    The Conservatian Principle
Perusahaan haruslah menggunakan teknik yang menghasilkan nilai aktiva dan pendapatan yang rendah atau yang menghasilkan nilai hutang dan biaya yang paling tinggi.

D.           Perbedaan antara IFRS dan GAAP
Kerangka konseptual pelaporan keuangan yang kita kenal selama ini sebagaimana yang diadopsi dalam buku ajar di kampus-kampus adalah kerangka konseptual berdasarkan USGAAP. Sejalan dengan konvergensi International Financial Reporting Standar (IFRS) kedalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), mau tidak mau kita harus merubah mindset kita mengikuti kerangka konseptual IFRS tersebut.
Ada beberapa perbedaan dasar antara kedua standar tersebut sebagaimana dijelaskan dalam tabel-tabel dibawah ini. Pada dasarnya batang tubuh kerangka konseptual tersebut masih sama, yaitu level 1: tujuan laporan keuangan, level 2: karakteristik kualitatif dan element laporan keuangan, dan level 3: Asumsi dasar, Prinsip dan kendala.
Berikut adalah Perbedaan keduanya:
Level 1: Tujuan Laporan Keuangan:
US GAAP
IFRS
  • Menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit.

  • Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
  • Menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan perusahaan
  • Pengguna adalah investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan masyarakat.

  • Menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan terhadap keduanya.

Level 2: Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
US GAAP
IFRS
Relevan – terdiri dari: 
  • Nilai prediksi – membantu pengguna memprediksi hasil dari kejadian masa lalu, saat ini dan masa depan.
  • Nilai umpan balik – membantu pengguna mengkonfirmasi dan membetulkan nilai prediksi sebelumnya.
  • Tepat waktu – tersedia sebelum kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan
Relevan – terdiri dari: 
  • Nilai prediksi
  • Nilai konfirmasi
  • Materialitas

Dapat dipercaya – terdiri dari: 
  • Disajikan dengan jujur
  • Netral
  • Dapat diferivikasi

Dapat dipercaya – terdiri dari: 
  • Disajikan dengan jujur
  • Netral
  • Substansi mengungguli bentuk
  • Kehati-hatian (dimana ada ketidakpastian, kesalahan dalam menyediakn informasi dan menjamin adanya konservatisme.
  • Kelengkapan
Dapat dibandingkan
Dapat dibandingkan
Konsisten

Level 2: Element Laporan Keuangan
US GAAP
IFRS
Aset 
Kewajiban
Ekuitas
Investasi pemilik
Distribusi kepada pemilik
Laba komprehensif
Pendapatan
Keuntungan
Beban
Kerugian
Aset 
Kewajiban
Ekuitas
Pemeliharaan modal  (diperoleh dari revaluasi asset dan kewajiban)
Laba (Pendapatan dan keuntungan)
Beban (beban dan kerugian)

Level 3: Pengakuan dan pengukuran – Asumsi dasar
US GAAP
IFRS
  1. Kelangsungan usaha
  2. Entitas ekonomi
  3. Unit moneter
  4. Periodisitas
  1. Kelangsungan usaha
  2. Basis akrual

Level 3: Pengakuan dan pengukuran – Prinsip
US GAAP
IFRS
  1. Biaya historis
  2. Pengakuan pendapatan
  3. Kesesuaian
  4. Pengungkapan penuh

  1. Biaya historis
  2. Biaya sekarang (apa yang harus dibayar hari ini untuk mendapatkan aset. Ini sering diperoleh dalam penilaian yang sama dengan nilai wajar)
  3. Nilai realisasi (jumlah kas yang dapat diperoleh saat ini jika asset dilepas
  4. Nilai wajar
  5. Pengakuan pendapatan
  6. Pengakuan beban
  7. Pengungkapan penuh
Level 3: Pengakuan dan pengukuran – Kendala
US GAAP
IFRS
1. Biaya dan manfaat 
2. Materialitas
3. Praktik Industri
4. Konservatisme
  1. Keseimbangan antara biaya dan manfaat
  2. Tepat waktu
  3. Keseimbangan antara karakteristik kualitatif



JIka diringkas dalam gambar, kerangkan konseptual perlaporan keuangan berdasarkan IFRS adalah sebagai berikut: